Ditemukan Jutaan Pemilih Fiktif, Pilkada DKI Diminta Dibatalkan
Pusat Pergerakan Pemuda Indonesia (P3I) menemukan adanya 1,4 juta pemilih fiktif pada Pilkada DKI Jakarta 2012. Pemilih fiktif tersebut sudah terdaftar dalam daftar pemilih sementara (DPS) Pilkada DKI Jakarta.
Hal itu terungkap dalam konferensi pers "Carut Marut Daftar Pemilih Pilkada DKI Jakarta" yang digelar P3I di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (17/5).
Ketua P3I Mustafa mengatakan, dari hasil investigasi yang dilakukan, dari sekitar 523 ribu DPS terdapat 104 ribu pemilih fiktif pada setiap kelurahan.
"Apabila menghitung secara keseluruhan hasil temuan tersebut, maka dalam Pilkada 2012 mendatang terdapat sekitar 1,4 juta pemilih fiktif (ghost voters)," kata Mustofa.
Berdasarkan data tersebut, kata Mustofa, hanya ada 5,6 juta pemilih sesungguhnya dalam Pilkada DKI 2004. Padahal, kata Mustafa, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) sudah merilis bahwa jumlah pemilih yang terdapat dalam DPS sebanyak 7 juta orang.
Menurut Mustafa, data 5,6 juta pemilih sesuai dengan data e-KTP yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Berdasarkan data e-KTP Kemendagri jumlah warga Jakarta yang sudah melakukan pemindaian sidik jari dan rekam wajah adalah 5,6 juta orang.
Dengan adanya temuan pemilih fiktif ini, P3I mendesak agar Pilkada DKI dibatalkan. Meski 1,4 juta pemilih fiktif itu masih berupa DPS, namun tetap saja sulit untuk melakukan koreksi.
"Mengingat penetapan DPS menjadi DPT (Daftar Pemilih Tetap) akan berlangsung hanya beberapa hari ke depan dan tidak memungkinkan dilakukan koreksi secara masif terhadap DPS," kata Mustofa.
Selain itu, dengan adanya temuan ini, semakin membuktikan bahwa KPUD tidak kredibel dan tidak mampu untuk menyelenggarakan Pilkada yang bersih.