DPR: Pemerintah Jangan Asal Berhutang
Anggota Komisi XI DPR RI Muhammad Firdaus menghimbau pemerintah untuk berhati-hati serta selektif melakukan penarikan pinjaman luar negeri sebesar US$2 miliar atau setara Rp18,5 triliun.
Menurut Firdaus, beban utang pemerintah sudah sangat besar dan penarikan pinjaman luar negeri itu akan membebani perekonomian Indonesia.
"Tidak ada suatu negara pun yang mampu mengatasi krisis ekonomi yang disebabkan oleh beban utang yang tinggi sementara kemampuan negara tersebut untuk membayarnya rendah. Krisis keuangan tahun 1998, AS dan Yunani telah membuktikan bahwa tingginya utang yang menyebabkan krisis ekonomi itu terjadi," paparnya.
Oleh karena itu, menurut dia, pemertintah harus berhati-hati dalam melakukan penambahan utang luar negeri dan menggunakan skala prioritas kebutuhan penggunaan dana tersebut.
"Jangan sampai penarikan utang luar negeri itu hanya untuk gali lubang tutup lubang atasi defisit anggaran pemerintah,"katanya.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kemenkeu, total utang pemerintah Indonesia hingga November 2011 mencapai Rp1.816,85 triliun atau naik Rp48,81 triliun dibandingkan Oktober 2011 yang mencapai Rp1.768,04 triliun.
Jika dibandingkan dengan jumlah utang di Desember 2010 yang sebesar Rp1.676,85 triliun, jumlah utang hingga November 2011 bertambah Rp140 triliun. Secara rasio terhadap PDB, utang RI juga naik dari 27,5 persen pada Oktober 2011 menjadi 28,2 persen pada November 2011.
Data tersebut mengindikasikan bahwa hampir setiap tahun utang pemerintah Indonesia selalu mengalami penambahan baik utang pemerintah maupun swasta, sehingga beban utang begitu berat akan ditanggung oleh bangsa ini untuk melunasinya.
"Hampir setengah dari PDB kita adalah utang dan itu harus dibayar dengan kondisi keuangan negara selalu saja defisit dari tahun ke tahun, dan sudah seharusnya pemerintah mencari solusi terbaik guna mengatasi untang yang semakin hari semakin menumpuk dan bukan terus menambah," ujarnya.
Dikatakannya pula bahwa terlalu besar beban yang akan ditinggalkan untuk generasi mendatang, sehingga bangsa ini tidak akan pernah keluar dari permasalahan-permasalahan ekonomi yang bersumber dari utang.