Pelaku Ekonomi Indonesia Diminta Tak Serakah Jalani Kapitalisme
Sejumlah ekonom dunia dari kelompok Kristen Protestan menentang keserakahan kapitalisme.
Pengusaha diminta lebih berpihak kepada orang miskin demi mewujudkan dunia yang lebih baik.
Kesimpulan itu merupakan hasil dari seminar internasional dalam rangkaian acara Doa Akbar Sedunia (World Prayer Assembly/WPA) 2012, yang diselenggarakan di Jakarta, sejak 14 Mei lalu.
Dalam keterangan pers Ketua Panitia WPA, Bambang Wijaya, yang diterima di Jakarta, hari ini, menyatakan, mereka mengundang sejumlah ekonom dan pelaku bisnis dunia dalam seminar itu.
Seorang pembicara, Pakar ekonomi, Ed Silverso, yang juga President International Transformation Network. Inc, mengatakan kapitalisme dikembangkan oleh negara-negara Barat untuk mengeruk keuntungan pemilik modal. Saat itu, kepentingan utamanya tidak untuk orang miskin.
"Dalam perkembangannya hari ini, keserakahan telah membuat kapitalisme kehilangan landasan moralnya. Pasalnya banyak orang sudah meninggalkan aspek Ketuhanan. Saat ini tugas kita adalah mengembalikan kapitalisme itu ke akar moralitasnya agar dunia menjadi lebih baik,” kata Silverso seperti dikutip dalam siaran pers WPA.
Silverso mengakui pihaknya mengembangkan gerakan untuk menguasai 51 persen saham-saham berbagai perusahaan di Amerika Serikat (AS) melalui International Transformation Network, Inc. Penguasaan itu bertujuan mengembalikan kapitalisme ke akarnya yang benar yaitu untuk menolong orang-orang miskin dan mengakhiri keserakahan.
"Bagi saya, itu caranya memastikan perusahaan-perusahaan itu tak serakah kepada orang miskin," kata Silverso.
Presiden Cornerstone Financial Services Inc. Jerry Tuma, menilai kegagalan yang dialami kapitalisme disebabkan banyak orang berutang jauh melebihi kemampuannya. Di beberapa negara seperti Prancis, persoalan itu dicoba diatasi dengan sosialisme.
Masalah lebih lanjut adalah sosialisme cenderung menghambat pertumbuhan penduduk dunia yang meningkat signifikan karena itu menambah beban.
“Padahal jumlah penduduk yang besar juga memberi kemakmuran, bila jumlah penduduk berkurang akan menghasilkan depresi di bumi,” kata Jerry.
Di tengah krisis jumlah penduduk dunia yang mayoritas lanjut usia seperti di Jepang dan AS, menurut Jerry, Kapitalisme masih layak dipertahankan. Hanya dia mengingatkan bahwa kapitalisme yang dipertahankan adalah yang bukan berakar pada keserakahan individu.
Di Indonesia, mayoritas pemilik korporasi perusahaan besar adalah warga masyarakat beragama Kristen.
Sebelumnya, Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi gerakan Doa Akbar Sedunia atau World Prayer Assembly (WPA) 2012 yang melibatkan peserta dari 220 negara.
Diperkiraran 8500 peserta hadir selama kegiatan di Indonesia, yang terdiri dari 2500 peserta internasional dan 6.000 peserta nasional. Kegiatan di Jakarta ini juga akan melibatkan 110.000 pendoa di dunia karena anggota jaringan WPA di negara lainnya mengikuti acara melalui jaringan siaran televisi satelit dari Jakarta.
Follow Da Vina News on Twitter, become a fan on Facebook.
Stay updated viaRSS