Dukungan Pada Ibu Ani Bukti Ketidaksolidan Demokrat
Munculnya suara yang mendukung Ibu Negara Ani Yudhoyono menjadi calon presiden dinilai sebagai bukti ketidaksolidan partai yang dipertontonkan secara gamblang kepada publik.
Pasalnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah menyatakan anggota keluarganya tak akan maju menjadi RI 1.
"Apa yang disampaikan sejumlah kader Partai Demokrat menunjukkan partai ini sedang bergolak dan tidak berpikir tenang," kata Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhroh dalam diskusi soal Politik Dinasti di kawasan Cikini, Jakarta, hari ini.
Sebelumnya sejumlah fungsionaris Demokrat menilai Ani Yudhoyono layak maju di bursa pemilihan presiden dua tahun mendatang. Mereka antara lain Ruhut Sitompul, Melani Leimena dan Andi Nurpati.
Siti menambahkan, jika kader menjaga kesolidan maka tidak perlu memberi pernyataan yang bertentangan dengan pernyataan Ketua Dewan Pembina. Dia yakin SBY akan memegang janji bahwa anggota keluarganya tak akan maju. Pasalnya, SBY merupakan figur yang mau mendengarkan orang lain.
"Saya yakin Pak SBY tak akan menarik pernyataannya karena Pak SBY bukan orang yang tebal telinga," lanjutnya.
Sementara Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Departemen Hak Azasi Manusia (HAM) Partai Demokrat, Rachlan Nasidik mengatakan figur Ani Yudhoyoni diakui sebagai figur yang berpengalaman karena juga pendiri partai. Namun Rachlan mengatakan, pernyataan yang muncul tersebut bukan pernyataan partainya.
"Saya kira itu lebih baik dipahami sebagai pengakuan bahwa Ibu Ani figur penting ketimbang pernyataan politik dari partai," kata Rachlan.
Pernyataan SBY kata dia sudah jelas menyatakan anggota keluarganya tak akan maju menjadi calon presiden pada tahun 2014. Saat ini, partai belum mau membicarakan figur calon presiden. Wacana yang muncul dalam publik mengenai hal tersebut bukan inisiatif dari partainya apalagi dari SBY sendiri.
"Pilihan (SBY) ini perlu dihormati dan jangan menempatkan presiden pada posisi yang sulit, didorong dan dipaksa, sekali lagi itu (calon presiden Ani Yudhoyono) tidak mewakili majelis tinggi partai," tutupnya.