Harga Mati Untuk Keamanan Pemilukada
Enam pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (cagub dan cawagub) berkomitmen turut mengamankan jalannya proses Pemilukada. Mulai dari masa tenang, masa kampanye hingga penetapan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang terpilih. Mereka sepakat, keamanan Pemilukada DKI 2012 di Kota Jakarta merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
“Keamanan kota Jakarta selama Pemilukada ini adalah harga mati. Tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kami yakin, semua bertanggung jawab sebagai warga Jakarta untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Kami berjanji akan mengikuti aturan sebagai warga Jakarta,” kata cawagub dengan nomor urut 1, Nachrowi Ramli. Hal tersebut diutarakan Nachrowi, dalam acara Coffee Morning bersama Kapolda Metro Jaya, Ketua KPU Provinsi DKI, dan Ketua Panwaslu DKI di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, hari ini.
Namun, lanjutnya, tetap saja ada kekhawatiran proses pesta demokrasi rakyat Jakarta ini akan ditumpangi pihak-pihak yang menginginkan suasana politik Jakarta menjadi kacau, tidak tertib dan tidak aman. Karena itu, Nachrowi yang akrab dipanggil Nara menyarankan agar sistem informasi dapat ditingkatkan.
Peningkatan sistem informasi dapat dilakukan dengan mengadakan diskusi bersama antara para kandidat dengan pihak kepolisian untuk mengetahui perkembangan situasi keamanan Jakarta menjelang hari pencoblosan pada 11 Juli 2012. Dengan demikian, para cagub dan cawagub dapat mengerti dan memahami situasi keamanan Jakarta dan dapat diteruskan kepada tim suksesnya masing-masing.
Supaya sistem informasi tersebut cepat sampai kepada para kandidat atau minimal ke tim suksesnya, Nara juga mengusulkan dibentuk posko gabungan enam pasangan calon.
“Adanya posko gabungan dapat membuat penyampaian informasi lebih cepat. Kalau ada sesuatu yang tidak baik terjadi, kita bisa segera dikumpulkan dan diberitahu untuk mengambil langkah untuk memperbaikinya,” ujar Nara.
Tidak hanya itu, Polda Metro Jaya juga harus melakukan bimbingan kepada tim sukses enam pasangan calon, supaya memiliki pengetahuan dan kewibaan yang cukup untuk mengendalikan massa pendukung kearah yang positif, tidak anarkis dan negatif.
“Seluruh tim sukses harus memiliki wibawa yang tinggi. Kalau dibilang stop ya stop. Jangan dilanjutkan agar tidak memperkeruh suasana. Ini juga harus didukung oleh polisi. Karena proses ini hanya merupakan sebuah kompetisi yang menginginkan Jakarta menjadi kota yang lebih baik,” tegasnya.
Calon wakil gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, meminta jika ada simpatisan pasangan Jokowi-Ahok yang berbuat anarkis untuk segera ditindak. Itu artinya, dalam tubuh massa pendukungnya telah ada penghianat atau penyusup yang berusaha merusak kedamaian dan kesatuan mereka.
"Saya sudah bilang ke simpatisan kami, kalau berbuat anarkis pasti kalian adalah penyusup, karena kami tidak ada yang rusuh. Sebab kalau mereka sayang sama saya dan Pak Jokowi, tentu mereka tidak akan melakukan tindakan yang merusak," ujar Ahok.
Sedangkan cawagub Nono Sampono menegaskan masalah keamanan tidak terlepas dari kesejahteraan. Pesta demokrasi yang digelar selama ini terkadang diwarnai masalah keamanan dan gesekan akan sering terjadi di lapangan.
“Untuk mengantisipasi hal tersebut saya akan melakukan koordinasi kepada seluruh pasangan calon dan tim sukses,” ungkapnya.
Begitu juga dengan cagub Hidayat Nur Wahid menyatakan keamanan dalam pemilukada adalah sangat penting, dan untuk mewujudkan hal itu perlu diciptakan terminology dan paradigma dalam diri para kandidat dan massa pendukungnya. “Kita harus buktikan kalau Jakarta itu aman. Kerja sama itu penting dan dibutuhkan. Dan kami siap untuk bekerja sama,” tegasnya.
Demikian pula, cawagub Biem Benyamin yang menegaskan pemilukada 2012 berbeda dengan tahun 2007. Kali ini ada calon dari jalur independen. Dengan begitu keamanan pun harus ditingkatkan. “Kita berharap dengan keadaan aman dari sebelum dan sesudah pemilukada, polisi tetap sigap. Kita tidak akan melakukan hal-hal diluar yang bisa kita lakukan. Kami jamin, massa kami akan sangat tertib,” tuturnya.
Sedangkan cagub Hendardji Soepandji sepakat menciptakan pemilukada yang aman, tertib dan nyaman. “Aman, tertib dan damai itu, keperluan dari masyarakat. Jadi sudah jadi kewajiban kami untuk menjaga keamanan pemilukada,” ujarnya.