Cagub dan Cawagub Risih Dikawal Ketat Polisi
Keluarga Dikawal
Kandidat calon pemimpin DKI Jakarta menyatakan rasa kaget dan risih karena mendapatkan pengawalan ketat dari Polda Metro Jaya.
Namun ada kandidat yang mengusulkan keluarganya juga turut diberikan pengawalan.
Dalam acara Coffee Morning yang diadakan di Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya hari Rabu (16/5) hadir pasangan dari Partai Demokrat Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, calon wakil gubernur dari Partai Golkar Nono Sampono, Calon gubernur dari Partai keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid, calon wakil gubernur dari Partai Gerindra dan tiga orang calon dari independen Biem Benyamin dan pasangan Hendardji-Ahmad Riza Patria.
Turut hadir pula Kapolda Metro Jaya Irjen pol Untung S Rajab, Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suhardi Alius, Ketua KPUD DKI Jakarta Dahliah Umar dan Ketua Panwaslu DKI Ramdansyah.
Hidayat Nur Wahid justru merasa kaget diberikan pengawalan polisi yang begitu ketat.
“Saya terus terang agak kaget, ketika kami harus dikawal tiga polisi selama 24 jam. Saya khawatir mengesankan Jakarta tidak aman. Padahal setahu kami, kami adalah orang baik-baik,” ungkapnya.
Dia pun menanyakan apakah tidak mungkin seluruh petugas yang mengawalnya dikembalikan kepada Polda Metro Jaya.
“Saya rasa dua sudah cukup. Apakah tidak mungkin dikembalikan. Selama ini kalau kami istirahat pasti aman, karena sudah ada yang menjaga kami yaitu kapolsek setempat,” cetus Hidayat.
Sedangkan cawagub dari jalur independen Biem Benyamin juga menyatakan rasa kagetnya dengan pengamanan yang tinggi dari Polda Metro Jaya.
“Tetapi saya berterima kasih atas penjagaan yang akan diberikan kepada saya selama dua bulan ini,” paparnya.
Begitu juga dengan cagub dari jalur independen, Hendardji Soepandji juga menyatakan rasa terima kasihnya atas perhatian Polda Metro Jaya terkait keamanan dirinya.
Lain lagi dengan cawagub Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Pemberian pengawalan kepada dirinya dinilainya sebagai tindakan Polda Metro Jaya yang terlalu baik hati.
“Bagi saya Polda terlalu baik hati dengan memberikan tiga ajudan, tiga brimob dan dua intel serta dua officer,” imbuhnya.
Dia sendiri merasa risih dijaga seketat itu, sebab dirinya tidak begitu suka mendapatkan pengawalan dalam menjalankan aktifitasnya. Justru dia mengusulkan, seharusnya yang perlu diberikan pengamanan adalah istri dan anaknya.
“Kalau mau memberikan pengamanan sekalian istri dan anak dong. Yang lebih membahayakan situasinya kan adalah istri dan anak. Saya sendiri tidak begitu suka dikawal, saya agak risih dan malu. Makanya kalau jalan ke mall, saya minta seluruh pengawal tidak ikut,” katanya
Sementara, Cawagub Nachrowi Ramli menyampaikan rasa terima kasihnya kepada kepedulian Polda Metro Jaya terhadap pengamanan dirinya selama 24 jam.
“Itu baik sekali. Pengamanan dan pengawalan ketat sangat bermanfaat bagi saya. Karena bukan masalah keamanan yang saya pentingkan, melainkan ketertiban yang harus dijaga disaat saya mengunjungi warga Jakarta,” kata Nachrowi Ramli.
Hal senada juga dilontarkan cawagub pasangan cagub Alex Noerdin, Nono Sampono.
Dia menegaskan jajaran Polda Metro Jaya telah meyiapkan segala hal yang berkaitan dengan pengamanan kepada enam pasangan cagub dan cawagub. Bahkan sampai memberikan kekuatan pengawalan melekat kepada mereka.
“Itulah upaya untuk proteksi sejak dini. Sebab selama kegiatan kampanye selama 12 hari sangat mengikat, tidak mungkin adanya meluas benturan massa di lapangan. Karena itu pengamanan ini sangat kami perlukan,” tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Untung S Rajab menegaskan pemberian pengawalan selama 24 jam kepada seluruh kandidat Pemilukada DKI 2012 sudah merupakan kewajiban Polda Metro Jaya.
“Kalau mereka merasa risih dan tidak nyaman, silakan kembalikan kepada Polda Metro Jaya,” katanya.
Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Kombes Budi Agung menegaskan berdasarkan undang-undang, Polda Metro Jaya wajib memberikan pengawalan 24 jam kepada seluruh kandidat.
Namun, kalau para kandidat tidak merasa nyaman dan risih bisa mengembalikan semua bantuan pengawalan.
Begitu juga bila ada kandidat yang merasa membutuhkan pengawalan terhadap keluarganya, dipersilakan mengajukan permohonan tertulis kepada Polda Metro Jaya.
“Hingga saat ini belum ada yang menolak pengawalan tersebut. Hanya mungkin karena baru, ya merasa kaget. Tetapi pada prinsipnya, kalau mereka tidak mau, ya saya terima karena itu hak privasi mereka. Artinya bila terjadi sesuatu kepada mereka, kami sudah melakukan langkah-langkah pengamanan yang diperlukan, tetapi mereka tidak berkenan,” jelasnya.