Istana Diduga Buka Pintu untuk Lady Gaga
Organisasi massa (ormas) Front Pembela Islam (FPI) menduga bahwa kalangan istana terlibat dalam usaha mendatangkan penyanyi kontroversial asal Amerika Serikat, Lady Gaga ke Jakarta.
"Kami mendapatkan informasi soal adanya dugaan kalangan pengusaha yang telah melobi istana untuk membuka jalan kedatangan Lady Gaga ke Jakarta," kata Sekretaris Jenderal DPP FPI Ustad Sobri Lubis kepada Beritasatu.com, Senin (21/5).
Meski begitu, ia mengaku tak gentar, dan tetap berusaha menolak penyanyi kontroversial tersebut.
Lady Gaga, di mata FPI, sangat tidak pantas diizinkan masuk ke Indonesia. Sebab, wanita berdandanan nyentrik itu adalah pemuja setan.
"Ia adalah pemuja Lucifer. Dalam Bibel Lucifer itu sebagai iblis," lanjutnya.
Tak cuma itu, Lady Gaga pun membawa misi-misi iluminasi dan zionisme internasional. "Itulah mengapa Israel dan AS begitu mengecam Polda Metro Jaya saat menolak mengeluarkan izin konser," paparnya.
Lebih lanjut Sobri mengatakan bahwa kedatangan Lady Gaga ke Jakarta adalah bagian dari konspirasi untuk merusak moral bangsa. Terlebih, ia juga kerap mengampanyekan soal kaum homo dan lesbian.
Ditemui terpisah, pihak Mabes Polri yang ditanyakan soal adanya intervensi istana di balik melunaknya sikap kepolisian terhadap konser Lady Gaga, tak mau menjelaskan lebih.
"Kami tidak mengeras atau melunak. Kami bicara aturan saja. Panitia belum penuhi syaratnya, ya tidak ada izin," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution.
Sementara itu, menanggapi adanya dugaan intervensi istana soal kedatangan Lady Gaga, Juru Bicara Kepresiden Julian Aldrin Pasha, berusaha menepis. Menurutnya, pemerintah hanya mendorong pihak kepolisian, sebagai pihak berwenang, untuk mendengarkan dan menerima masukkan dari semua pihak, guna mendapatkan solusi terbaik.
"Jadi, apapun nanti yang menjadi putusan Polri itu perlu diterima. Karena, jelas bahwa Polri tidak akan memihak untuk salah satu kelompok atau golongan," ujar Julian.
Julian juga mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak perlu mengomentari soal Lady Gaga. Presiden, tegasnya, tidak berkepentingan dengan permasalahan kisruh Lady Gaga.
Hal berbeda justru terlontar dari Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto. Beberapa waktu lalu ia, menyatakan bahwa pemerintah tidak melarang pagelaran konser Lady Gaga di Jakarta. Pernyataan itu bahkan menjelaskan kebijakan politik hukum pemerintah yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh Kapolri dan seluruh jajarannya.
Lebih jauh, Menkopolhukam juga memerintahkan Kapolri untuk mengelola perbedaan pendapat dalam masyarakat dengan arif dan kreatif. Dan meminta Polri untuk tidak mudah melarang kebebasan berekspresi. Namun dengan tetap memastikan bahwa konser Lady Gaga sesuai dengan standar umum kebiasaan, norma dan sopan santun di Indonesia.
Seperti diketahui, konser penyanyi yang memiliki nama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta itu berencana dilangsungkan di Gelora Bung Karno pada 3 Juni nanti. Promotor Big Daddy Entertaintment yang mendatangkan Lady Gaga menyatakan penampilan pemenang puluhan penghargaan musik dunia itu akan disesuaikan dengan budaya Indonesia.
Follow Da Vina News on Twitter, become a fan on Facebook.