Plin-Plan Tentang "Lady Gaga" akan Sebabkan Masalah Baru
Wakil Ketua Majelis Perwakilan Rakyat, Lukman Hakim Saefuddin menyesalkan polemik "Konser Lady Gaga" telah membuat sejumlah pejabat dan lembaga di negeri ini bersikap plin-plan, perilaku yang menurutnya justru bisa menyebabkan masalah baru.
"Pelarangan Lady Gaga tanpa alasan yang jelas dan tanpa adanya konsistensi bisa timbulkan persoalan baru," kata Lukman di Jakarta, Senin (21/5).
Sebelumnya sejumlah pejabat seperti Menteri Dalam Negeri seperti Gamawan Fauzi menolak konser penyanyi asal Amerika Serikat itu di Indonesia. Tetapi tiba-tiba, Senin, mengatakan izin konser "sebaiknya diberikan".
Demikian juga kepolisian dan Majelis Ulama Indonesia yang tiba-tiba melunak, berubah 180 derajat dari penentangan mereka sebelumnya. Hanya Menteri Agama Surya Dharma Alie masih tegas menolak Lady Gaga, sebagai bentuk usaha konkretnya "melindungi agama-agama di Indonesia".
Lukman mendesak agar para elit di Tanah Air mengedepankan sikap bijak dalam mengelola perbedaan pendapat sehingga masyarakat melihat kearifan Indonesia sebagai negara dengan mayoritas pemeluk Islam terbesar di dunia.
"Mengapa kita tak kedepankan pendekatan 'win-win solution' dalam hadapi Lady Gaga? Toleransi dan kearifan amat diperlukan oleh elit negeri ini, agar keindonesiaan kita tetap terjaga dan terpelihara," ujar Lukman.
Menurut Lukman pendekatan yang arif itu bisa dilakukan dengan meminta Lady Gaga yang terkenal dengan gaya yang nyentrik itu berpakaian, bernyanyi, dan beratraksi di panggung sesuai dengan budaya Indonesia.
"Semoga dengan kedatangan Lady Gaga, kita semua semakin arif dan bijak sikapi perbedaan," pungkas Lukman.