Jangan Cuma Modal Populer, Caleg Artis Harus Dipoles

Kamis, Mei 17, 2012 0 Comments



Ilustrasi rapat paripurna DPR
Ilustrasi rapat paripurna DPR (sumber: Antara)
Ibarat intan, kaum selebritas itu memang memiliki potensi untuk bisa menjadi berlian yang handal di DPR.

Kalangan artis masih menarik mata partai politik (parpol) untuk menggalang suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 mendatang. Jauh-jauh hari, sejumlah parpol secara tegas menyatakan terbuka untuk merekrut kalangan selebritas ini untuk menjadi calon legislatif (caleg).

Catatan Beritasatu.com, partai menengah seperti Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hati Nurani Rakyat (Hanura), Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sudah mulai menjaring kaum selebritis untuk diusung dalam Pemilu 2014. 

Tiga partai besar di DPR RI, Demokrat, Golkar, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) juga mengambil langkah serupa. Hanya, Partai Keadilan Sejahteran (PKS) yang secara tegas menolak merekrut caleg artis.

Harus diakui, kalangan artis memang memiliki potensi besar untuk menjaring suara pemilih dengan modal popularitas mereka di mata publik. Namun, untuk menjadi anggota DPR tidak bisa hanya bermodal popularitas. Para pesohor ini juga harus berisi, memiliki kemampuan dan wawasan yang mumpuni menyuarakan suara konstituen. 

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana, menjelaskan Demokrat telah menyiapkan kawah candradimuka untuk menggodok mereka. Menurut dia, faktor figur publik dan pendidikan politik yang akan diberikan partai akan melahirkan caleg artis yang berkualitas. "Artis itu aset bangsa, tinggal dipoles saja, jadilah dia," ungkap dia, sambil tetap menutup rapat nama-nama artis yang sudah digaet Demokrat.

Golkar juga melakukan perekrutan sedini mungkin untuk mempersiapkan calon-calon legislatif yang berasal dari kalangan selebritas. Proses perekrutan caleg artis ini akan memakan waktu tiga bulan. "Ada beberapa artis yang masuk radar kami tapi kami tak mau mengumumkan karena bisa mengganggu privasi artis tersebut," kata Juru Bicara Golkar Tantowi Yahya, ketika ditemui sebelum rapat paripurna di DPR, kemarin.
 
Menurut Tantowi, popularitas menjadi modal utama untuk bisa direkrut menjadi calon legislatif. Selebritis yang direkrut harus berwawasan luas, tak punya catatan negatif dalam jejak rekamnya, dan mau bekerja sesuai konsep kekaryaan Golkar. Namun, Golkar menegaskan caleg artis bukan menjadi prioritas metode perekrutan. "Tapi kami bukan partai artis tapi partai ide," tegas Tantowi.

Sekretaris Fraksi Golkar Ade Komarudin menambahkan syarat caleg artis yang akan direkrut harus pintar berbicara. "Kami sama saja, tidak mesti kepemimpinan dari sini atau dari sana, ini berbeda. Parlemen kan dari kata Parle (yang artinya berbicara) jadi harus pintar bicara," papar dia.

Lain lagi cara PAN dalam memoles kualitas caleg artis mereka. Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN, Bima Arya mengatakan proses pendaftaran caleg akan dimulai awal Juni dengan memberikan batasan kuota caleg dari artis. Setelah pendaftaran, maka mereka akan menjalani proses pengkaderan dan pembinaan. Para caleg itu juga diminta turun ke daerah sebagai bagian sekolah politik.
 
Bima juga menjabarkan sederet nama selebritas sudah digaet PAN, antara lain Hengky Kurniawan, Anang Hermansyah, dan Ashanty. "Setelah mendaftar di badan pengkaderan di PAN, maka (kader) yang baru digodok," ungkap dia.

Jangan Cara Instan

Di sisi lain, langkah parpol yang ramai-ramai merekrut artis menjadi caleg dikritik sebagai wujud keputusasaan parpol mengambil jalan pintas karena gagal dalam proses kaderisasi. "Ini bisa menunjukkan kegagalan kaderisasi dan perekrutan kalau sampai mendompleng artis," kata pengamat politik, Yunarto Wijaya dari Charta  Politika ketika dihubungi Beritasatu.com, Rabu (16/5).

Menurut dia, merekrut artis bisa menjadi bumerang bagi partai karena kader-kader mereka di daerah akan merasa tersaingi. Ditambahkannya, perekrutan para selebritas ini juga sebagai konsekuensi atas sistem proporsional terbuka yang ditetapkan sesuai dengan Undang-Undang Pemilu yang baru diketok DPR.

Pengamat politik dari The Indonesian Institute, Hanta Yuda Ar, melihat fenomena ini terjadi karena parpol gagal menarik konstituen dengan cara yang lebih canggih dan strategis, sehingga mengambil cara instan memakai daya tarik artis. 

Menurut Hanta, jika kriteria perekrutan caleg tidak berdasarkan integritas, kualitas, dan rekam jejak yang bersangkutan, pastilah hanya untuk memperbanyak suara. "Artis sudah pasti sekedar untuk mendongkrak suara," ujar dia.

Hanta mengatakan gejala ramai-ramai parpol menggaet artis ini adalah implikasi dari sistem Pemilu Indonesia yang mengadopsi suara terbanyak. Dengan hanya mengejar suara terbanyak, lanjut dia, maka kekuatan popularitas dan uang akan menjadi aktor yang utama. "Sistem Pemilu kita berbiaya tinggi dan cenderung menjadi industrialisasi politik," tegas dia.

Ibarat intan, kaum selebritas itu memang memiliki potensi untuk bisa menjadi berlian yang handal di DPR. Namun, parpol tak bisa mengharapkan hasil yang instan. Intan itu harus dipoles lewat kerja keras partai mendidik caleg artis menjadi kader yang mumpuni. Tanpa polesan yang tepat, perekrutan para pesohor itu hanya akan menjadi bukti keputusasaan parpol karena proses kaderisasi di tubuh partai tidak berjalan.  
 

DAVINA NEWS

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.