Jenazah Tidak Utuh, Identifikasi Butuh Waktu
Tim forensik dan identifikasi RS Polri Kramat Jati, Jakarta langsung melakukan identifikasi jenazah korban jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 10.
Hingga kini RS Polri sudah menerima empat kantong jenazah. Dengan kondisi tidak utuh, pihak keluarga dihimbau bersabar karena proses identfiikasi waktu.
"Sudah kita terima dan segera kita buka," kata Kepala Divisi Kesehatan Mabes Polri, Anton Chasthila kepada wartawan RS Polri, Jakarta, hari ini.
Dia mengatakan, meski tim forensik menerima empat kantong jenazah, namun hal tersebut belum bisa dipastikan mengambarkan jumlah korban. "Bisa saja empat kantong berisi empat, lima, atau lebih dari itu," kata Anton.
Dia menghimbau agar pihak keluarga bersabar menunggu hasil identifikasi korban. Pasalnya proses tersebut membutuhkan waktu lama mengingat para korban ditemukan tidak dalam kondisi utuh. Untuk tes DNA, diperkirakan membutuhkan waktu dua minggu. "Itu pun jika tidak ada halangan," kata dia.
Anton mengungkapkan, pihaknya harus mengklasifikasikan seklaigus mencocokan potongan tubuh korban. "Akan kita pilah potongan tubuh orang asing, dengan lokal. Potongan tubuh kecil dan besar, laki-laki dan wanita," kata dia.
Dia mengungkapkan, idealnya identifikasi harus menunggu seluruh korban ditemukan sehingga bisa dilakukan secara optimal. Namun dengan pertimbangan waktu, sebagian jenazah yang ada akan segera didentifikasi. "Harusnya kita menunggu potongan-potongan tubuh tersebut utuh," kata dia.
Tim Dokkes Polri sudah menyiapkan dokter-dokter ahli forensik, seperti spesialis gigi forensik, dan lainnya.
Hingga kini ini, tim SAR telah menemukan 12 jenazah di antara reruntuhan badan pesawat Sukhoi di tebing Batu Kapak, Cidahu, Sukabumi.
Pesawat buatan Rusia yang membawa 45 penumpang itu jatuh dan menabrak tebing Gunung Salak pada Rabu (9/5) sekitar pukul 14.30 WIB, saat pihak bandara Perdana Kusuma kehilangan kontak dengan pilot.