Konflik Konser Lady Gaga, Aparat Seperti Tidak Berdaya
Para penggemar Lady Gaga saat ini tengah berharap-harap cemas lantaran pihak Polda Metro Jaya sejak kemarin telah memberikan ultimatum, jika pihaknya tidak merekomendasikan kepada Mabes Polri untuk tidak memberikan izin dari konser yang bertajuk 'The Born This Way Ball' pada tanggal 3 Juni 2012 tersebut.
Pihak Mabes Polri dalam hal ini memang merupakan institusi yang memiliki wewenang terhadap perizinan konser, termasuk konser Lady Gaga.
Pernyataan dari pihak Polda Metro Jaya yang nantinya akan ditugaskan sebagai bagian dari operasional keamanan konser tentu bagaikan sebuah hunusan pedang yang siap membabat habis harapan para Little Monster (sebutan bagi penggemar Lady Gaga) untuk menyaksikan langsung penyanyi idola mereka.
Big Daddy, sebagai promotor konser tersebut di sejumlah media mengungkapkan, jika pihaknya masih mengusahakan agar Mabes Polri dapat memberikan izin berlangsungnya konser tersebut.
"Belum ada pembatalan, masih dalam proses," ujar Michael Rusli, petinggi Big Daddy Entertainment, selaku penyelenggara atau promotor acara, Selasa (15/5).
Di akun resmi Big Daddy juga diumumkan agar para penggemar Lady Gaga bersabar, karena pihaknya sedang mengurus perizinan seperti yang saat ini tengah ramai dipertanyakan.
Big Daddy Live!@bigdaddyid
Hari ini sdh ketemu brp representative dari public. Little Monsters sabar yah. Akan kami update trus. Saat ini kita masih berjuang.
Akun @myticketID juga membenarkan jika perizinan masih dalam proses dan pihak promotor belum menerima surat resmi terkait dengan tidak diizinkankan konser Lady Gaga di Indonesia.
@myticketID: Proses perizinan masih diproses oleh Daddy kok, sabar yah tweeps… "I Won't Give Up
Masalah perizinan tergantung profil artis
Masalah perizinan konser Lady Gaga memang tengah menjadi bahan pembicaraan. Apalagi pihak Polda Metro Jaya telah memberikan pernyataan untuk tidak merekomendasikan konser Lady Gaga tetap berlangsung kepada Mabes Polri.
Tekanan dan himbauan dari sejumlah ormas dan elemen masyarakat untuk menolak Lady Gaga memang mempengaruhi rekomendasi yang dikeluarkan pihak Polda Metro Jaya yang nantinya akan menjadi salah satu elemen penting dalam operasional keamanan saat berlangsungkan konser.
"Memang masalah perizinan itu harus benar-benar diperhatikan karena mencakup berbagai pihak yang memberikan rekomendasi," ujar Adrie Subono, pemilik Java Musikindo, salah satu promotor konser yang sudah berpengalaman saat dihubungi Beritasatu.com, Selasa (15/5).
Untuk masalah penolakan konser Lady Gaga, ayah dari penyanyi Melanie Subono itu enggan berbicara lebih jauh lantaran bukan kapasitasnya untuk berbicara. "Saya juga enggak mengikuti pemberitaannya," terang Adrie.
Namun sesuai dengan pengalamannya, pengurusan izin tersebut sebenarnya tidak membutuhkan waktu lama dan dapat berjalan beriringan dengan persiapan konser itu sendiri.
"Sambil mengurus perizinan kita juga menghubungi artis yang akan datang agar semuanya bisa berjalan dengan rencana. Yang penting semua berkas yang dibutuhkan dalam perizinan itu lengkap," ujar Adrie.
Adrie juga mengaku, cepat lambatnya perizinan tergantung dari siapa artis yang akan diundang datang dan melakukan kegiatan di Indonesia.
"Kalau artis-artis saya selama ini tidak ada masalah perizinan," ujar Adrie Subono yang mengaku sangat berhati-hati sekali untuk mengurus perizinan konser.
Hal senada juga diungkapkan Denny Sakrie, pengamat musik yang mengaku cukup intens melihat perkembangan pemberitaan seputar konser Lady Gaga yang terancam batal karena masalah izin.
"Ya memang harus diakui, kalau dilihat-lihat, Lady Gaga memang artis kontroversial di dunia. Tidak hanya di Indonesia, atau bahkan Asia. Di Amerika sendiri yang notabene negara bebas, ada saja pihak-pihak yang tidak setuju dengan apa yang dilakukan penyanyi tersebut," ujar Denny saat dihubungiBeritasatu.com, Selasa (15/5)
Diakui Denny Sakrie juga, apa yang ditampilkan Lady Gaga memang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang menganut adat ketimuran.
"Tapi, coba lihat sejumlah penyanyi dangdut di Pantura (Pantai Utara Jawa). Apakah mereka juga sesuai dengan budaya bangsa?" tanya Denny.
"Kalau memang pemerintah atau pihak-pihak yang terkait melakukan penolakan dengan alasan tidak sesuai dengan budaya bangsa, mereka juga harus bisa melakukannya di tanah air sendiri. Di Jakarta saja, banyak tempat hiburan yang tidak sesuai dengan budaya bangsa, lantas apa itu dibiarkan saja?" ujar Denny.
Bagi Denny, jangan sampai isu tentang budaya justru menjadi preseden buruk bagi pihak-pihak terkait yang melakukan penolakan terhadap Lady Gaga, seperti beberapa ormas masyarakat yang selama ini lantang melakukannya. Sebab, bagi Denny, hal tersebut justru akan membuat aparat seperti tampak tidak berdaya.
"Coba bayangkan, apakah dibenarkan saat konser berlangsung tiba-tiba ada sejumlah orang yang mengatasnamakan ormas tertentu membubarkan dengan paksa, layaknya polisi moral saja. Nah semua itu akan membuat aparat seperti tidak berdaya," tegasnya.
Konser dibatalkan, Promotor wajib mengembalikan uang tiket 100 persen
Dalam konflik seputar konser Lady Gaga, Denny Sakrie meminta semua pihak yang terkait berkaca dengan apa yang dilakukan pemerintah Korea Selatan.
Di Korea, menjelang penampilan Lady Gaga, sejumlah pihak pun ramai menentangnya. Namun pemerintah negara tersebut tidak tinggal diam. Mereka memberikan kebijakan yang menurut Denny sangat bijaksana.
"Yang dicari adalah inti permasalahannya. Karena itu pemerintah memutuskan bagi penyelenggara untuk kembali menyaring penonton agar yang berusia di bawah 18 tahun dilarang menonton konser. Uang pembelian tiket kemudian dikembalikan 100 persen," ujar Denny.
Menurut Michael Rusli, petinggi Big Daddy entertainment yang juga menonton konser Lady Gaga di Korea, kebijakan yang dilakukan pemerintah setempat sangat efektif.
"Tapi penonton tetap memenuhi area konser," ujar Michael kepada Beritasatu.com.
Namun jika memang skenario terburuk terjadi dengan tidak dikeluarkannya izin konser, Adrie Subono menegaskan, bahwa pihak promotor wajib mengembalikan uang tiket calon penonton sebesar 100 persen.
"Artinya tidak ada yang dikurangi dari biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk terselenggaranya konser. Hal itu merupakan risiko dari promotor itu sendiri," ujar Adrie.
Adrie juga berharap, jika terjadi pembatalan konser karena perizinan, tidak akan mempengaruhi artis-artis luar untuk tampil di Indonesia. Begitu pula dengan yang diungkapkan Denny Sakrie.
"Kalau menurut saya, tidak berpengaruh dengan kejadian-kejadian yang ada. Selama masih ada penggemar dan uang di Indonesia dan tentunya yang mengundang, pasti mereka tetap mau datang untuk menggelar konser," pungkasnya.