Penembak Juru Kamera TVRI Dibekuk
Reserse Mobil Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, menyiduk tiga pelaku pencurian kendaraan bermotor dengan kekerasan dan satu penadah. Para pelaku diduga kawanan pembunuh juru kamera senior TVRI, Djuli Elfano.
"Direskrimum Polda Metro Jaya telah mengungkap beberapa kasus pencurian kendaraan motor roda dua dengan kekerasan. Di dalamnya juga dikaitkan dengan beberapa kejadian-kejadian curas ranmor (pencurian dengan kekerasan kendaraan bermotor), di antaranya kasus pencobaan curas ranmor yang mengakibatkan meninggalnya wartawan TVRI, Djuli Elfano," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi, Rikwanto, di Mapolda Metro Jaya, Rabu (23/5).
Dikatakan Rikwanto, selain empat tersangka yang ditangkap, polisi juga menyita dua pucuk senjata api dan delapan peluru aktif.
"Ada empat orang atas nama RN, AN, KR, ditangkap di Sawangan Bogor dan SL di Sukabumi. Dari tangan mereka diamankan dua jenis senjata api rakitan jenis revolver dan delapan butir peluru aktif. Kami juga sita satu unit motor Satria, satu motor Yamaha MX, dan beberapa kunci letter T. Sebenarnya kunci biasa, cuma ditajamkan ujungnya sehingga bisa digunakan segala jenis kendaraan motor roda dua," tambahnya.
Setelah dikembangkan, kata Rikwanto, terungkap para pelaku telah melakukan curas sebanyak 60 kali di wilayah Jakarta.
"Dari pengembangan, mereka sudah melakukan curas sebanyak 60 kali di wilayah Jakarta," tandasnya.
Sementara itu, Kasubdit Resmob, AKBP Herry Heriawan, menuturkan, pihaknya berhasil menangkap empat tersangka berawal dari penelusuran kasus Djuli Elfano.
"Penangkapan tersangka sebenarnya berawal dari mengungkap kasus pencobaan curas ranmor yang menyebabkan meninggalnya korban atas nama Djuli Elfano, juru kamera senior TVRI, 17 Maret lalu. Dari beberapa bulan lalu sampai saat ini, kami terus coba mengungkap DPO (Daftar Pencarian Orang) yang melakukan penembakan terhadap Djuli, Ini adalah temannya yang sudah kami tangkap. Kadang-kadang mereka berpasangan. Ada yang jadi joki dan ada yang menjadi pemetik. Biasanya pengguna senpi adalah pemetik, karena pemetik yang langsung ambil atau eksekutor," terangnya.
Herry menjelaskan, kelompok ini, menggunakan senpi pada saat melaksanakan kegiatannya. "Pertama, senpi itu digunakan kalau mereka kepergok dan dikejar sebagai upaya menghalangi massa agar tak dikeroyok. Namun, kalau sudah kepepet mereka tak segan-segan menggunakan senjata itu."
Dijelaskan Herry, pihaknya menangkap para pelaku pada tanggal 6 Mei 2012 lalu. Beberapa kali, para pelaku menggunakan senpi dalam aksinya.
"Pada tanggal 6 Mei 2012 kemarin, kami tangkap tiga orang di daerah Sawangan. Kami peroleh dua senjata api. Pada saat meminta keterangan, beberapa kali mereka menggunakan senjata apinya. Ketika mau di-massa maka mereka menembak ke atas. Kemudian pada pengembangan, penadah sepeda motor curian itu kami tangkap atas nama Solihin (SL) di Sukabumi," ungkapnya.
Ketika ditangkap, paginya para pelaku melakukan kegiatan curas di enam TKP berbeda. Sebelumnya, hari Jumat tanggal 4 Mei, melakukan curas di 10 TKP.
"Pada saat ditangkap, paginya mereka melakukan enam kegiatan curas dan sebelumnya tanggal 4 Mei 2012 melakukan 10 di TKP berbeda. Cara kerjanya, setelah dapat mereka menghubungi kurir-kurir dari tersangka SL. Mereka datang, berkumpul di suatu tempat, motor dioper kadang-kadang berlangsung singkat tidak ada lima menit, lalu dibawa atau dibuang ke wilayah Bogor. Dari Bogor, masuk ke dalam mobil dan terakhir dibawa ke Sukabumi. Mereka menjual motor dengan harga paling murah Rp. 1,2 juta, kalau matic Rp1,3 juta, dan Satria Rp1,8 juta. Mereka jual bodong. Semua motor itu mereka rampas di pinggir jalan," pungkasnya.