Pimpin Jakarta Harus Tegas
Tiga calon wakil gubernur DKI Jakarta menegaskan bahwa dalam memimpin Jakarta diperlukan ketegasan, sehingga tercipta ketertiban umum dan proses pembangunan yang lancar.
Ketiganya adalah Achmad Riza Patria (Independen), Biem Benjamin (Independen) dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (PDIP, Gerindra) dalam dialog santai di Pusat Studi Jepang, Kampus UI Depok, Rabu (23/5).
Achmad Riza Patria mengatakan, siapapun yang melanggar ketertiban umum di wilayah DKI, termasuk para habib dan pendukungnya, harus mendapatkan ganjaran. "Tidak ada satupun pihak boleh main hakim sendiri," tegasnya.
Dikatakannya ketegasan pemerintah daerah menjadi kunci tereleminirnya kelompok-kelompok kekerasan. Menurutnya, pembangunan Jakarta tidak dilakukan dengan kekerasan. Seni budaya betawi pun tidak identik dengan kekerasan.
"Saya akan jadikan Jakarta sebagai kota budaya dan pariwisata," ujarnya.
Ia mengatakan, seni budaya betawi kita lestarikan, tetapi tidak menghilangkan kesenian daerah lainnya yang ada di Jakarta. Seni budaya harus hidup selama 24 jam.
Hal senada dikatakan Biem Benyamin ketegasan pada aturan merupakan kunci keberhasilan dalam memimpin ibukota DKI Jakarta. "Yang melakukan kesalahan siapapun harus ditindak tegas termasuk yang melanggar ketertiban umum," katanya.
Putra Benjamin Sueb tersebut mengatakan, urusan Jakarta bukan sebatas bergulat pada masalah kekerasan dan ketertiban umum. Apalagi kekerasan tersebut melibatkan habib dan kelompoknya.
"Siapapun yang salah harus ditindak tegas," ujarnya.
Sementara itu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mengatakan para pelanggar ketertiban umum memang harus ditindak tegas, tidak hanya kelompok habib, tapi siapapun mereka.
"Siapapun mereka yang melakukan ketertiban umum ditindak tegas jadi tidak perlu pandang bulu," katanya.
Follow Da Vina News on Twitter, become a fan on Facebook.
Stay updated viaRSS