Peningkatan Jumlah Perokok di Indonesia Dinilai Mengkhawatirkan
"Tren peningkatan perokok total meningkat hampir dua kali lipat dari tahun 1995 ke tahun 2007. Untuk remaja perokok juga naik dua kali lipat, sebesar 7 persen pada 1995 menjadi 19 persen pada 2010," papar Peneliti Lembaga Demografi FEUI Abdillah Ahsan dalam temu media di Kementerian Kesehatan, Jakarta, hari ini.
Data menunjukkan, pada tahun 1995 terdapat 34,7 juta perokok di Indonesia. Kemudian data pada tahun 2007 menunjukkan, jumlah perokok mencapai 65,2 juta orang.
Data yang sama menunjukkan jumlah perokok lelaki adalah sebanyak 33,8 juta orang dan meningkat menjadi 60,4 juta orang.
Sedangkan perokok perempuan pada 1995 sebanyak 1,1 juta orang dan naik menjadi 4,8 juta orang.
Abdillah juga memberikan penekanan pada meningkatnya perokok remaja yang mengkhawatirkan. Awalnya, diperkirakan ada 7 persen remaja merokok pada 1995 dan data mengatakan, meningkat menjadi 19 persen pada 2010.
"Untuk perokok remaja laki-laki peningkatan lebih dari 2 kali lipat sedangkan pada perempuan jauh lebih tinggi, meningkat hingga 5 kali lipat," katanya.
Jumlah perokok anak usia 10-14 tahun juga naik hingga 6 kali lipat dalam 12 tahun yaitu dari 71.126 anak pada 1995 menjadi 426.214 anak pada 2007.
Lebih mengkhawatirkan lagi, Abdillah mengatakan, survei yang dilakukan pada 2009 menunjukkan pengeluaran untuk rokok pada rumah tangga termiskin yang ada perokoknya menempati urutan kedua.
"Pengeluaran untuk rokok hanya lebih kecil dari pengeluaran untuk makanan," ujarnya.
Pengeluaran untuk rokok itu mengalahkan 23 jenis pengeluaran lainnya seperti daging, buah-buahan maupun pendidikan dan kesehatan.