Pilkada DKI, Hidayat - Didik Menang 1 Putaran?
Sumber: http://www.facebook.com/groups/hidayatdidik/ |
Pilkada Jakarta semakin Panas, bumbu-bumbu “peperangan” pun terjadi, Paling terlihat terjadi saling sahut dan saling sindir antara Pasangan Fauzi Bowo – Nachrowi Ramli dengan Pasangan Joko Widodo – Basuki Tjahaja Purnama. Menurut Saya ketimbang saling sindir dan saling perang urat syaraf yang notabene menghabiskan energy lebih baik terus memperjelas kerangka kerja yang berguna untuk Masyarakat Jakarta, demikian pula Pasangan Alex Noerdin yang sahut menyahut dengan Pasangan Fauzi Bowo – Nachrowi Ramli, Saya katakan lagi semuanya akan menghabiskan energi. Sebaiknya semua Kandidat FOKUS membuat program kerja yang Rasional agar rakyat Jakarta punya pilihan tepat dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 11 Juli mendatang.
Saya justru tertarik dengan Pasangan Hidayat Nurwahid – Didik J Racbini, Pasangan Faisal Basri - Biem Benyamin dan Pasangan Hendardji – Riza, tak terlihat persinggungannya dengan kandidat lain. Memang seharusnya lah semua kandidat membangun kompetisi bersih untuk Indonesia lebih baik dimulai dari Pilkada DKI Jakarta.
Dua Paragraf tadi merupakan pembuka untuk ulasan kita kali ini. Saya tetap konsisten meneruskan temuan Saya sebagaimana tulisan Saya sebelumnya “Inilah Pemenang Pilkada DKI Jakarta 2012 (Sebuah Temuan)” , pijakan Penulis tetap pada temuan tersebut, tidak lebih.
Dari pijakan itulah Fauzi Bowo sudah dibahas, Joko Widodo juga sudah dibahas. Kali ini kita akan membahas Hidayat Nurwahid. Sebelum Saya teruskan, Sejak Saya menulis tentang Pilkada DKI Jakarta 2012 ini banyak pendapat orang tentang Saya, ada yang bilang pendukung HNW-Didik, ada yang bilang mendukung Foke-Nachrowi, ada yang bilang pendukung Faisal – Biem, dan yang terakhir Saya dibilang mendukung Jokowi-Ahok. Saya tidak peduli dengan komentar Anda. Penulis memaparkan apa yang peru dipaparkan agar menjadi referensi untuk warga Jakarta dalam menentukan pilihan pada Rabu, 11 Juli 2012 mendatang.
Baiklah, Dalam temuan Penulis ditulisan “Inilah Pemenang Pilkada DKI Jakarta”, Google.com menempatkan Hidayat Nurwahid – Didik J Rachbini menjadi kandidat yang paling kuat dan berpeluang besar masuk ke putaran kedua selain Pasangan Alex Noerdin – Nono Sampono. (Setelah Pembahasan Hidayat Nurwahid – Didik J Rachbini, kita akan mengulas Alex Noerdin – Nono Sampono) di Artikel selanjutnya-Pen).
Temuan Saya yang menempatkan Hidayat Nurwahid – Didik J Rachbini diurutan teratas cocok juga dengan hasil Survey Laboratorium FISIP Universitas Nasional (UNAS) bersama MADANI Institute sebagaimana diberitakan KOMPAS.com. Pasangan Hidayat – Didik J Rachbini menurut UNAS memiliki elektabilitas tinggi daripada kandidat lainnya.
“Selain terpilih sebagai yang paling populer, Hidayat-Didik juga berhasil mendapat persentase dukungan terbesar dari sisi elektabilitas,” kata Firdaus Syam, ketua Tim Peneliti UNAS-Madani Institute dalam paparan hasil survei di Blok III Kampus UNAS, Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu (2/5/2012, Kompas.com). Hasil survei UNAS-Madani Institute ini cukup berbeda dengan dua hasil survei sebelumnya yang menempatkan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli di posisi teratas. Dalam survei kali ini, Foke-Nara tidak saja berhasil dilampaui Hidayat-Didik, tapi juga oleh pasangan yang diusung PDIP-Gerindra Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama. (Kompas.com),
Itu jika PILKADA dilansungkan pada Bulan Mei 2012 ini. Jika Tim Sukses Hidayat – Didik J Rachbini konsisten menjalankan program-program sosialiasinya kondisi ini bisa dipertahankan dan terus meningkat hingga 11 Juli 2012 mendatang, walaupun untuk menang dalam satu putaran sangat sulit paling tidak perkiraan Saya dari temuan kemarin kemungkinannya masuk ke Putaran Kedua Pilkada DKI Jakarta.
Apa Saja yang menjadi kekuatan Pasangan yang didukung oleh PKS-PAN ini? Kita akan ulas bersama-sama.
Mesin Politik yang Solid
Untuk beberapa Pilkada di Indonesia, Mesin Politik PKS melalui kader-kader Solid ini cukup berhasil, sehingga sangat tidak mungkin kader terbina PKS ini membelot dari keputusan Partai terlebih saat ini yang dicalonkan adalah kader terbaik PKS yang pernah menjabat Presiden PKS selama dua periode. Pengaruh Hidayat Nurwahid setelah Syeikh Tarbiyah Rahmat Abdullah sangat kuat.
Penulis pastikan PKS akan menguatkan barisan relawan siap turun kapanpun dan dimanapun , Hidayat Nurwahid menjelaskan “PKS merupakan partai solid dimana kadernya terus memberikan dukungan serta dikuatkan dengan struktur di tingkat RT/RW, maka survei yang dilakukan merupakan survei yang tepat,” katanya sebagaimana diberitakan wartakotalive.com.
Saat ini sebagaimana diberitakan media sudah ada 100 ribu relawan yang akan memenangkan Hidayat Nurwahid – Didik J Rachbini dengan Program Ketuk Sejuta Pintu di Jakarta.
Kontrak Politik & Dukungan Tokoh
Setelah Tokoh Dalang Ki Manteb Sudarsono sebagai perwakilan etnis Jawa di Jakarta memberikan dukungan secara terang-terangan, kemudian Tokoh Thionghoa Muslim Ali Karim Oey juga memberika dukungan kepada Hidayat Nurwahid – Didik J Racbini. Sebagaimana diberitakan oleh KOMPAS.combahwa Akhir April lalu Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Ali Karim Oeiy mendatangi markas kandidat calon Gubernur DKI Jakarta Hidayat Nur Wahid di kawasan Buncit, Jakarta Selatan. Dalam pertemuan Ali menyatakan selain sosok sederhana, calon gubernur ini bukan orang yang haus kekuasaan dan dia dicalokan oleh PKS, bukan mengajukan diri.
“Saya bersahabat dengan Pak Hidayat kan sudah lama dan orang banyak tahu itu. Sebagai teman dekat, saya menyampaikan beberapa usulan demi kemajuan Jakarta,” ujar Ali seperti dilansir Antara. (kompas.com)
Kemudian pernyataan dukungan juga disampaikan oleh KH. Solahudin Wahid (Gus Solah) adik kandung Alm Gusdur kepada Hidayat – Didik ketika pelaksanaan program Dialog dengan FOPPI.
Kompas memberitakan Gus Solah menyampaikan “Saya yakin kedua orang ini punya visi kuat soal pedagang pasar. Terutama Pak Didik, seorang ekonom yang tentu mengerti bagaimana cara meningkatkan kehidupan ekonomi pedagang pasar,” (Kompas)
Hidayat & Kehidupan Religius
Faktor “Spritual” ini juga bisa menjadi magnet penting untuk pasangan Hidayat Nurwahid – Didik J Rachbini ini, dengan kondisi ini Penulis pastikan kedekatan dengan para Ulama, Habaib, Masjid dan Majlis Ta’lim bukan hal yang asing lagi. Kebiasaan mengisi ta’lim; lulusan madinah, dan Hafiz Qur’an juga merupakan nilai yang tak tergantikan dalam rasio pemilih dikalangan masyarakat yang aktif di pengajian,majlis ta’lim dan majlis zikir.
Sebagaimana tulisan Saya sebelumnya masyarakat Jakarta yang dihuni etnis asli betawi dan sunda ini sangat dekat dengan nilai-nilai religius, hal ini cukup kita lihat dari sinetron-seniteron yang ada TV Nasional kita dengan kebanyakan latar belakang betawi, sebut saja Sinetron Si Doel Anak Gedongan, Tendangan Si Madun, Jebe, Islam KTP, dan Sinetron-sinetron lainnya. Sinetron Para Pencari Tuhan (PPT) yang dilakonkan Deddy Mizwar bisa dijadikan representasi kehidupan masyarakat muslim betawi di Jakarta.
Kampanye Dengan Pendekatan Akar Budaya
Penulis melihat, hampir semua Pilkada di Indonesia. PKS dalam hal ini selalu memperhatikan budaya setempat, jika di Jogja maka akan sangat dekat dengan Jogja, di Jawa Baratpun sama dan terlebih di Jakarta. Sebut Saja misalnya Kemenangan HADE 2008 yang lalu, Selain faktor tumpahan suara dari membelotnya dukungan suara terhadap Danny Setiawan, cara kampanye HADE 2008 menurut Saya sangat cerdas, salah satunya mendekatkan kandidat dengan akar budaya Sunda dan PERSIB.
Coba Anda lihat bagaimana latar belakang warna yang digunakan oleh Pasangan HADE 2008, full warna biru karena biru adalah warna Bandung.
Ada sebuah JOKE yang penting di Bandung itu seperti ini :
Jika ingin tinggal di Bandung ada 3 syarat : 1) Bisa Berbahasa Sunda 2) Senang Pada Goyang Golek dan 3) Wajib Mendukung Persib. Biru adalah Persib dan Persib adalah Bandung. Pendekatan kontrak politik dengan bobotoh dan vikingpun menjadi penguat pasangan HADE di tahun 2008. Sederhananya begini, dimata orang-orang bandung kalau lihat biru itu sangat senang sekali, mau kalah mau menang tetap Persib. Warna dasar Pasangan HADE waktu itu adalah Biru.
Nah, ini juga terjadi di Pilkada DKI Jakarta 2012, bahkan sebelumnya di Pilkada DKI Jakarta 2007 pun Pasangan Adang Dorojatun – Dani Anwar pun menggunakan bendera dan warna Orange sebagai representasi dari Jackmania dan Persija. Pendekatan budaya ini penting, ulasan ini mirip dengan HADE diatas, pasangan Hidayat Nurwahid – Didik J Rachbini perlu mempertahankan warna orange dan batiknya ini sampai kepada “Kertas Suara Pencontrengan” jika ingin berlanjut di putaran kedua atau menang dalam satu putaran Pilkada nanti. Sama dengan Bandung tadi, bagi warga Jakarta, Orange adalah PERSIJA dan PERSIJA adalah Jakarta.
Budaya lainnya yang dijadikan Pasangan Hidayat Nurwahid – Didik J Rachbini adalah Batik, hal inipun menurut penulis hal cerdas dan tepat untuk dilakukan karena batik adalah budaya Nasional dan Batik “Ayo Beresin Jakarta” mengangkat corak batik asli betawi atau batik asli Jakarta.
Ada satu hal yang perlu Saya ingatkan untuk Tim Sukses Hidayat Nurwahid – Didik J Rachbini adalah selain pendekatan budaya “SEPAKBOLA” tadi diatas, dan budaya asli Jakarta lainnya. Ada satu hal yang luput dari pelajaran orang lain soal kemenangan HADE ditahun 2008, kajian Saya salah satu budaya daerah yang diangkat oleh Pasangan HADE ditahun 2008 adalah lagu-lagu kampanye yang bernada “Sunda” sebagai budaya asli Jawa Barat. Sebagai Contoh sebagai berikut :
Jika VIDEO Diatas tidak bisa Dibuka , Anda bisa Klik Link Berikut : HADE PISAN 2008 - Song
Lagu HADE Pisan ini menggebrak dan memang enak didengar oleh warga Jawa Barat waktu itu, sangat familiar dan menggugah orang untuk menjatuhkan pilihan. Hal ini pula lah menurut Saya yang menginspirasi pasangan DADA-AYI pada Pilkada Walikota Bandung tahun 2008 yang lalu setelah Pilkada Gubernur. Bahkan Dada-Ayi membuat satu Album yang berjudul “DA DA DA” yang dinyanyikan Doel Sumbang dan diputar hampir tiap hari di TV Lokal Bandung. Hade Memang dan kemudian Dada-Ayi juga memenangkan Pilkada waktu itu.
Berikut Salah Satu Bentuk Aktivitas Dada Rosada (Walikota Bandung) dengan Budaya Sunda, Saya mencoba mencari lagu DA DA DA belum ketemu. Saya tampilkan ini saja sebagai contoh :
Video Tidak Bisa Dibuka, Anda Klik Link Berikut : Dada Rosada & Lagu Doel Sumbang
Jika melihat kreatifitas Tim Sukses Hidayat - Didik sudah lumayan bagus pendekatan seni dan budayan-nya cuma menurut Saya masih belum kuat “rasa” budaya betawinya. Harus ada lagi lagu-lagu yang ada unsur “Pantun” dan Bahasa betawinya. Misalnya kita lihat di Video berikut sebuah lagu yang di populerkan pengamen Jalanan di Jakarta dipimpin Jhon Dayat :
Jika Video tidak bisa dibuka, Klik Link : Ayo Beresin Jakarta - Jhon Dayat
Saran Penulis untuk Tim Sukses Hidayat Nurwahid – Didik J Rachbini bisa membuat Iklan TV atau lagu-lagu yang bercorak bahasa betawi. Mengandung unsur Pantun dan bahasa betawi agar lebih terasa kental budayanya. Seperti lagu-lagu yang pernah dinyanyikan oleh Alm Benyamin S berikut ini :
Rekam Jejak Kandidat Hidayat Nurwahid – Didik J Racbini
Faktor lain terkait meningkatnya elektabilitas Hidayat Nurwahid ini adalah soal rekam jejak positif dan selama ini dikenal sebagai tokoh Nasional dengan integritas moral yang baik. Apalagi ukuran ini masih menjadi salah satu standar penilaian dalam masyarakat agamis seperti di Indonesia.
“Keduanya juga unggul dalam hal moral dan watak. Fenomena ini menyangkut sesuatu yang baku di masyarakat dan ini kemudian menjadi harapan masyarakat yang ingin Jakarta menjadi lebih baik,” papar Firdaus (Kompas.com)
Hal-Hal yang perlu diperhatikan Pasangan Hidayat Nurwahid –Didik J Rachbini antara lain :
Sosialisasi Program Kerja Secara Detail & Kontrak Politik
Jakarta adalah masyarakat yang sudah begitu banyak etnisnya dan begitu plural, selain faktor figuritas, ketokohan maka yang perlu ditambahkan adalah Isu program kerja yang rasional. Secara ketokohan dan kebersihan dari isu-isu negative pasangan Hidayat Nurwahid – Didik J Rachbini sudah lengkap, dua-duanya tokoh Nasional dandikenal masyarakat secara luas. Perlu dipertajam lagi detail program kerja.
Walaupun Indonesia dalam hal ini Jakarta mungkin saja belum bisa terlepas dari kelompok masyarakat yang cenderung mendukung sosok yang dicitrakan terzalimi atau korban. Pemilih di Indonesia disebut sangat menggandrungi melodrama dimana siapa yang bisa menciptakan “tangisan atau keharuan” dialah yang dapat merebut hati pemilih. Maka tidak heran buat penulis jika ada kandidat-kandidat memunculkan diri mereka terzalimi supaya mendapatkan “Tangisan dan Keharuan”.
Tapi masa-masa sepertinya dari hari kehari mulai terkikis dari Jakarta, Masyarakat semakin menyandarkan keputusannya pada dua hal : Rasionalitas Program Kerja dan Spritualitas Kandidat yang akan dipilih.
Inilah beberapa kritik dan Saran untuk Hidayat-Didik, Jika pendukung Hidayat - Didik berusaha untuk memenangkan satu putaran PILKADA DKI Jakarta ini sepertinya kerja kerasnya bukan lagi 24 jam tetapi lebih dari itu, tetapi melihat kekuatan merata Saya melihat PILKADA DKI Jakarta akan berlangsung dua putaran, Tetapi mungkinkah Hidayat Nurwahid - Didik J Rachbini memenangkan Pilkada dalam 1 putaran? Mungkin saja jika hal-hal yang Penulis urai diatas ditingkatkan terus menerus hingga tanggal pencontrengan. Kita berharap Pemimpin yang terbaik dari ALLAH Swt yang menjadi Pemimpin. Kita lihat Saja 11 Juli 2012 mendatang.
Penulis: Adi Supriadi
A Writer,Trainer,Public Speaker dan Entertainer.
A Writer,Trainer,Public Speaker dan Entertainer.