Pilot Sukhoi Diduga Tak Kuasai Medan

Sabtu, Mei 12, 2012 0 Comments



Alexander Yablontsev (kiri), pilot pertama di dunia yang menerbangkan Sukhoi Superjet 100. Foto diambil dalam joy flight pertama dari Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Pesawat itu hilang dari radar dalam joy flight kedua. FOTO: Sergey Dolya
Alexander Yablontsev (kiri), pilot pertama di dunia yang menerbangkan Sukhoi Superjet 100. Foto diambil dalam joy flight pertama dari Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Pesawat itu hilang dari radar dalam joy flight kedua. FOTO: Sergey Dolya
Akan tetapi, Alex malah meminta izin kepada Air Traffic Center (ATC) untuk turun dari ketinggian 10.000 kaki ke 6.000 kaki. Padahal ketinggian Gunung Salak adalah 7.000 kaki.

Pilot Pesawat Sukhoi Superjet 100 Alexander Yablontsev diduga tidak menguasai medan pada penerbangan gembira (Joyflight), Rabu (9/5) lalu.

Jeffrey Adrian, Pilot Senior Garuda Indonesia usai acara diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/5), mengatakan sebelum memutuskan untuk terbang di daerah tersebut, pilot semestinya menguasai jalur terbang. 

"Dia lebih kurang harus menguasai daerah tersebut," kata Jeffrey.

Menurut Jeffrey, Alex yang tergolong penerbang senior itu mengetahui secara pasti soal prosedur penerbangan. 

Sebagai pilot, Alex, kata Jeffrey, mengetahui bahwa batas minimal ketinggian penerbangan adalah 1.000 kaki di atas daratan.

Akan tetapi, Alex malah meminta izin kepada Air Traffic Center (ATC) untuk turun dari ketinggian 10.000 kaki ke 6.000 kaki. Padahal ketinggian Gunung Salak adalah 7.000 kaki. Sehingga batas minimal ketinggian menjadi 8.000 ribu kaki.

Saat ingin turun, pilot menginformasikan hal tersebut ke ATC. ATC pun mempertanyakan apakah berdasarkan pandangan mata (visual) pilot, penurunan ketinggian itu aman untuk dilakukan.

"Itu boleh turun ke 6.000, walau ketinggian gunung 7.000. Tapi ditanya dulu sama ATC, itu visual tidak. Kalau mereka bilang visual oke, mereka dibolehkan turun," kata Jeffrey.

Sebenarnya, kata Jeffrey, tak masalah apabila pilot turun melebihi batas minimal. Tapi, tegas Jeffrey, pilot harus memastikan bahwa secara visual, hal itu aman untuk dilakukan.

"Dia boleh terbang di bawah (batas) minimum kalau ada visual itu tadi. Dia harus menguasai (medan). Sehingga kalau dia lihat di sebelah kanan ada gunung pada saat itulah mungkin ada kesalahan di situ. Tidak tepat atau dia kurang menguasai," tutur Jeffrey.
 

DAVINA NEWS

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.