Saling Jegal ke DKI 1
Genderang kampanye Pemilukada DKI Jakarta secara terselubung sudah dimulai. Menguasai Jakarta sebagai etalase ibu kota Indonesia merupakan kepuasaan tersendiri. Karena itu, menjadi gubernur DKI Jakarta adalah prestasi dan prestise yang tidak dimiliki oleh 32 gubernur.
Jadi bisa dipahami mengapa aura kandidat gubernur merebut tahta DKI lebih sengit. Dan seolah-olah sudah lumrah dalam dunia politik selalu bertaburan kampanye hitam terhadap kandidat. Begitulah antara lain yang sudah dialami oleh bakal calon gubernur Fauzi Bowo, Jokowi dan Alex Noerdin.
Minggu ini, giliran Fauzi yang disuguh kampanye hitam dengan modus pembagian sembako gratis di rumah dinas. Setelah puluhan warga berdatangan, ternyata kupon yang dibagikan itu palsu. Dampaknya ini mencemarkan nama Fauzi di mata pemilih.
Maka kuasa hukum tim sukses pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli melaporkan tindak pidana penipuan, pemalsuan, dan pencemaran nama baik melalui penyebaran selebaran atau kupon pembagian sembako gratis oleh oknum tertentu ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polda Metro Jaya.
"Kami sangat dirugikan. Pelaku mengajak masyarakat mendapatkan sembako gratis, tapi faktanya tidak ada. Sehingga menimbulkan pencitraan yang buruk, black campaign, atau pembunuhan karakter pasangan kami. Ini bentuk black campaign yang jauh dari etika politik sehat," kata kuasa hukum Tim Sukses Cagub Foke-Nara, Dasril Affandi, di Mapolda Metro Jaya hari ini.
"Kami melaporkan penipuan, pemalsuan dan pencemaran nama baik yang dilakukan oknum terkait pembagian sembako gratis. Pada kenyataannya, tidak pernah kupon ini diproduksi, dicetak, dan disebarluaskan oleh Forum Bersama Jakarta. Tindakan ini menimbulkan kepanikan bagi masyarakat yang tidak mengetahui dan mendatangi Jalan Teuku Umar No. 24 dengan harapan mendapat sembako gratis," ujar Dasril.
Dikatakan Dasril, telah terjadi pemalsuan isi kupon, penipuan karena isi kupon tidak benar adanya, dan itu disebutnya merupakan tindakan tidak menyenangkan.
"Unsur pidananya, pertama telah terjadi pemalsuan isi dari kupon ini yang memuat pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli membagikan sembako gratis. Kemudian, karena isi kupon itu tidak benar maka terjadi penipuan. Terakhir, ada perbuatan tidak menyenangkan dari oknum pembuat kupon palsu itu. Jelas ini dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi merasa dirugikan," kata Dasril.
Dasril menuturkan tak mengetahui siapa yang membuat dan menyebarkan kupon palsu itu.
"Belum tahu siapa yang membuat. Karena itu, kami laporkan kepada polisi dengan nomor laporan TBL/1548/V/2012/PMJ/Disreskrimum tertanggal 8 Mei 2012. Kami meminta pihak kepolisian mencari dan menemukan pelaku. Siapa yang melakukan dan siapa yang menyuruh menyebar kupon sembako gratis itu," jelasnya.
Kampanye hitam juga dialami oleh pasang Jokowi-Ahok yang disebarluaskan melalui selebaran dengan tuduhan korupsi dan kegagalan memerintah di Solo. Nama saja selebaran kaleng yang tidak ada identitas pengirim atau yang bertanggungjawab.
Hal kongkrit dilakukan pada Senin (7/5) oleh pendemo yang mengklaim dari Gerakan Muda Peduli Jakarta (GMPJ) di Bundaran HI yang menolak pencalonan Jokowi dan Alex Noerdin. Alex dituduh terlibat kasus pembangunan wisma atlet di Palembang dan persoalan pribadinya. Pertanyaan selanjutnya menjadi wewenang polisi untuk mencari bukti, apakah tuduhan yang dilontarkan oleh GMPJ itu bersifat fitnah atau fakta?
Jika fitnah, maka dua bakal calon gubernur DKI bisa saja membuat laporan kepada polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik. Karena itu, kita memberi apreasiasi kepada Foke-Nara yang melapor kepada polisi dalam masalah pencemaran nama baik terhadap pihak tertentu menyebarluaskan kupon pembagian sembako gratis.
Kita sepakat, saling jegal berbalut fitnah mesti dimusnahkan. Itu bukan budaya demokrasi Pancasila. Kandidat yang asyik mencari kesalahan kompetitor bukanlah gubernur pilihan warga DKI . Meraih tahta melalui jalur keji bukanlah tipe pemimpin bijak.
Karena itu, kita minta kepada bakal calon gubernur untuk lebih arif menawarkan program yang terukur jika terpilih dan komitmen mundur diri jika gagal mewujudkan program.
Di sisi lain, KPU DKI Jakarta sebagai pelaksana pemilukada dan Panwaslu DKI Jakarta sebgai wasit bisa memainkan peran sebagaimana yang dimilikinya. Merespon kampanye hitam secara berimbang merupakan bagian dari mendidik pemilih untuk cerdas.
Pada dimensi lain, kita tidak menghendaki para kandidat melakonkan sebagai pihak yang dikorbankan atau dizalimi oleh pihak lain. Padahal mereka yang melakukan dengan harapan menuai perhatian media dan dikasihani oleh pemilih.
Dalam politik semua bisa terjadi dan pemilih yang mayoritas irasional cepat iba pada derita kandidat yang dipamerkan.
Akhirukalam, ada baiknya kita simak sabda kanselir pertama Jerman Otto von Bismarck (1815–1898) yakni menipu sering terjadi dalam tiga hal yakni sepulang berburu, sedang perang dan sedang berkampanye.