Sejumlah Kubis dari China Ditemukan Mengandung Formalin
Pemerintah China tengah menyelidiki kabar bahwa para penjual sayuran di negara itu, menyemprot kubis-kubis dengan formalin yang berbahaya bagi kesehatan, untuk menjaga sayuran itu tetap segar.
Menurut laporan media dan internet, lusinan para pedagang sayur di provinsi timur Shandong, wilayah pemasok sayuran terbesar, menggunakan bahan kimia itu untuk menjaga produksi mereka tetap segar sampai tiba di pasar.
Formalin – biasa digunakan sebagai bahan pengawet bagi spesimen laboratorium dan digunakan untuk pembalsaman – bisa menjadi fatal bagi tubuh manusia ketika tertelan dan juga menyebabkan kanker.
Petugas pemerintah setempat mengonfirmasi praktik ini dan mengatakan bahwa pemerintah memulai penyelidikan.
“Kami tengah menyelidiki hal ini,” ujar petugas dari kota Dongxia – tempat praktik ini diungkap – kepada AFP. Ia menolak mengungkapkan lebih lanjut.
Praktik ini menyebar luas di Shandong dan provinsi tetangga di Hebei, terutama pada bulan-bulan panas, tulis kantor berita Xinhua. “Cara ini biasa dilakukan untuk menjaga kubis tetap segar. Jika tidak, sayuran yang ditumpuk rapat di dalam truk akan membusuk dalam waktu tiga hari,” ujar seorang petani di Dongxia.
Kubis adalah makanan pokok yang tersaji di meja makan orang China, terutama di wilayah utara.
Media China mengatakan formalin digunakan untuk produk lainnya, seperti makanan laut dan jamur.
Petuga mengatakan beberapa penjual tidak menggunakan truk pendingin untuk transportasi sayuran karena lebih menghemat.
Pemerintah China berulang kali bersumpah untuk memperbaiki keamanan makanan di tengah kesadaran orang terhadap kualitas makanan semakin naik, namun skandal ini masih tetap terjadi.
Susu sebelumnya menjadi pusat dari salah satu skandal keamanan makanan pada 2008 ketika bahan kimia industri melamin ditemukan di sejumlah produk berbahan susu, untuk memberi penampakan kandungan protein yang tinggi.