Target Jaminan Kesehatan, 70 Persen Penduduk
Sebanyak 182,6 juta penduduk ditargetkan menjadi peserta BPJS jaminan kesehatan pada 2014 saat badan tersebut mulai beroperasi.
"Pemerintah mempunyai target mencapai 'universal coverage' (perlindungan universal) secepatnya, jika memungkinkan akhir tahun 2014 nanti mencapai minimal 70 persen penduduk," kata Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Ali Ghufron Mukti, di Jakarta, Selasa.
Target itu terdiri atas 96 juta peserta Jamkesmas serta 86,6 juta pekerja yang memiliki jaminan kesehatan lain.
Akhir tahun 2011, jumlah penduduk yang menjadi peserta jaminan kesehatan dengan berbagai skema adalah sebanyak 63 persen, mulai dari peserta Askes, Jamsostek, TNI-POLRI, Jamkesmas, Jamkesda dan jaminan perusahaan.
"Berarti mulai sekarang sampai dengan akhir tahun 2014 harus meningkat 7 persen atau sekitar 16,6 juta jiwa," ujar Ghufron.
Pemerintah juga akan menambah jumlah penerima bantuan iuran (PBI) bagi kelompok masyarakat sasaran yang saat ini dijamin oleh Jamkesmas sebanyak 76,4 juta jiwa.
Penambahan itu akan dilakukan secara bertahap, yaitu pada 2013 ditambah sebanyak 10 juta PBI menjadi 86 juta dan tahun 2014 menjadi 96 juta orang.
Sementara itu, apabila 100 persen penduduk sudah menjadi peserta BPJS jaminan kesehatan, diperkirakan akan memerlukan tempat tidur untuk perawatan di puskesmas dan rumah sakit sebanyak 238.423 buah, perhitungan berdasarkan estimasi Badan PBB untuk Kesehatan Dunia (WHO) yaitu satu tempat tidur per 1.000 penduduk.
"Saat ini kita sudah memiliki 231.973 tempat tidur, yang berarti masih terdapat kekurangan 7.024 tempat tidur. Tapi untuk sekarang, jumlahnya mencukupi karena pesertanya belum mencapai 100 persen," kata Ghufron.
Ghufron mengungkapkan kesiapan jumlah tempat tidur secara provinsi bervariasi, dengan beberapa provinsi mengalami kelebihan jumlah tempat tidur dan beberapa provinsi yang kekurangan.
Provinsi dengan jumlah penduduk padat seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Utara mengalami kekurangan jumlah tempat tidur sementara provinsi dengan jumlah penduduk jarang seperti Papua mengalami kelebihan jumlah tempat tidur.
"Dengan demikian penambahan kebutuhan rumah sakit dan tempat tidur perawatan lainnya sangat tergantung disparitas geografis suatu daerah," ujar Ghufron.
Sumber:Antara