Anas: Ya Hadapi Saja
Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR, Rabu (20/6) sudah mengindikasikan bakal ada perkembangan baru.
Publik tentu penasaran akan ujung dari kasus proyek senilai Rp2,5 triliun yang merupakan pengembangan KPK dari pengusutan suap Wisma Atlet SEA Games 2011 yang sudah memidanakan antara lain mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin, Sekretaris Kemenpora Wafid Muhammad, dan Direktur Marketing Permai Grup Mindo Rosalinda Manulang.
Ketua KPK Abraham Samad mengatakan amat mungkin penyelidikan kasus Hambalang ditingkatkan statusnya menjadi penyidikan akan dilakukan dalam satu atau dua minggu ini.
"Tunggulah satu atau dua minggu ini kalau sudah ditingkatkan ke penyidikan tentunya sudah ada tersangka," kata Abraham.
Sejauh ini KPK telah memeriksa sedikitnya 50 orang terkait penyelidikan kasus Hambalang. Mereka di antaranya Menpora Andi Mallarangeng, istri Anas Urbaningrum, Athiyyah Laila; Direktur Utama PT Duta Graha Indah (PT DGI) Dudung Purwadi; Manajer Pemasaran PT DGI Mohamad El Idris; mantan Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, Kepala Badan Pertanahan Nasional Joyo Winoto; anggota Komisi II DPR asal Fraksi Partai Demokrat Ignatius Mulyono; pengurus Partai Demokrat Munadi Herlambang serta pejabat PT Adhi Karya, Mahfud Suroso.
KPK menerangkan penyidikan saat ini tidak hanya menyoroti dugaan suap maupun mark up anggaran dalam pengerjaan konstruksi tapi juga pengadaan barang proyek kompleks olah raga terbesar di Tanah Air itu.
Indikasi bahwa aliran dana miliaran rupiah masuk ke kubu Anas Urbaningrum maupun Andi Mallarangeng dari proyek Hambalang telah terungkap ke publik.
KPK pun sampai memeriksa salah satu mantan pengurus DPC Partai Demokrat Diana Maringka yang mengaku menerima uang dari kubu Anas saat Kongres Demokrat Mei 2010 di Bandung.
Dikatakan Diana, sumber uang itu dari bancakan proyek Hambalang. Tentu, pihak yang merasa dituding tidak diam. Baik pihak-pihak yang dituding secara pribadi maupun Partai Demokrat. Khususnya Anas Urbaningrum sebagai sasaran opini publik bahwa ia aktor utama dari kasus ini.
Kabarnya, kasus Wisma Atlet dan Hambalang telah membuat hubungan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merenggang.
Pasalnya, dari hasil survei beberapa institusi, elektabilitas dan popularitas Demokrat terus merosot akibat pelbagai kasus korupsi yang mendera kader-kader Demokrat.
Yudhoyono secara gamblang meminta agar kader Demokrat yang terlibat kasus agar legowo mengundurkan diri dari partai.
Pihak KPK sendiri bolak-balik meyakinkan masyarakat tidak gentar memeriksa Anas Urbaningrum. Kendati sampai hari ini, belum ada satu pun yang ditetapkan sebagai tersangka.
Lalu apa tanggapan Anas? Dengan tenang ia menghadapi berbagai tudingan termasuk dalam kasus Hambalang.
"Di dalam apa yang disebut sebagai kasus Wisma Atlet dan Hambalang, dari awal Anas itu diberitakan sebagai yang bersalah atau terpidana," ujar dia, saat diwawancarai secara khusus oleh BeritasatuTV, Rabu (20/6) malam.
Anas merasa, melalui pemberitaan di media selama ini dirinya sudah bersalah.
"Oo, Beritanya luar biasa kan. Diulang-ulang, diputar-putar, digulung-gulung berita itu. Sampai ada putusan hakim. Apa putusannya? Masyarakat tahu apa putusannya, sebelum putusan itupun masyarakat tahu apa status Anas dalam kasus itu."
Namun, Anas merasa dirinya belum mendapatkan status hukum apa pun dari KPK.
"Saksipun tidak saya. Kalau bukan saksi berarti tidak terkait sama sekali. Saksi itu orang yang dianggap melihat, mendengar, mengetahui. Saksi saja saya tidak, tetapi kan sudah dihukum oleh berita," tukasnya.
Namun, bagi Anas, persoalan ini tidak menyurutkan niatnya membesarkan Partai Demokrat menghadapi Pemilu 2014.
"Ya saya tidak tahu apa ini. Ini peristiwa apa sebenarnya, tapi saya yakin ini peristiwa politik. tetapi itu hal yang menurut saya tidak masalah. Ya hadapi saja. Ya urus partai tetap penuh konsentrasi. Kalau dinilai siapa ketua partai yang paling banyak keliling daerah konsolidasi, kalau Anda lakukan penelitian cermat, pasti jawabannya Anas Urbaningrum," tukasnya kalem.