Angkat Stafsus Baru, SBY Memborosan Anggaran Negara
Pengangkatan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Firmanzah, sebagai staf khusus Presiden Yudhoyono dinilai sebagai sikap Presiden yang tidak konsisten dengan kebijakan penghematan APBN.
Hal itu diungkapkan Koordinator Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi dalam rilisnya kepada pers, Minggu (17/6).
"Padahal alokasi anggaran pada APBN tahun 2012 sebesar Rp33,1 miliar. Alokasi anggaran ini dipergunakan untuk pelaksanaan tugas membantu Presiden SBY," ujarnya.
Uchok menjabarkan, anggaran para staf khusus presiden ini digelontorkan untuk 16 staf khusus atau 16 pelaksanaan tugas tertentu untuk membantu Kepala Negara.
Alokasi anggaran sebesar Rp33,1 miliar itu diolah Fitra dari Keppres 32 tahun 2011 tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2012.
Dari sejumlah item anggaran bagi operasional staf khusus presiden maupun perangkat pendukungnya di antara Pelaksanaan Tugas Tertentu Bidang Juru Bicara Presiden Rp735.588.000; Pelaksanaan Tugas Tertentu Bidang Informasi/ Public Relation Rp7.169.371.000 (ini yang terbesar); alokasi anggaran Pelaksanaan Tugas Tertentu Bidang Komunikasi Politik sebesar Rp1.303.459.000; alokasi anggaran Pelaksanaan Tugas Tertentu Bidang Hukum, HAM dan Pemberantasan Korupsi Rp1.789.123.000; alokasi anggaran Pelaksanaan Tugas Tertentu Bidang Komunikasi Sosial sebesar Rp6.978.475.000, dan anggaran Pelaksanaan Tugas Tertentu alokasi anggaran Pelaksanaan Tugas Tertentu Bidang Bantuan Sosial dan Bencana sebesar Rp1.415.867.000.
"Anggaran Rp33,1 miliar ini, benar-benar sesuatu bukti konkret untuk penjebolan APBN tahun 2012, dan jauh dari gerakan penghematan yang sudah dicanangkan oleh Presiden SBY," papar Uchok.
Diangkatnya Firmanzah sebagai staf khusus bidang ekonomi menambah jumlah staf khusus Presiden Yudhoyono menjadi 17 orang.
"Ini artinya, alokasi anggaran yang berasal dari APBN, dari pajak rakyat akan banyak dipergunakan untuk kepentingan birokrasi seperti operasional pejabat dan pemeliharaan perkantoran daripada untuk kepentingan rakyat miskin."
Uchok menambahkan, di samping itu, kinerja staf khusus tersebut tidak begitu berpengaruh untuk kehidupan masyarakat. Bahkan, kata dia, justru yang banyak terjadi tumpang tindih antara staf khusus dengan kementerian terkait.
Menurut Fitra, pengangkatan staf khusus Presiden lebih banyak mengabdi kepada kebutuhan pribadi Yudhoyono untuk menghadapi orang-orang kritis yang dianggap menganggu pencitraan SBY.
Sebelumnya, Dekan FE UI Firmanzah mengatakan dirinya menjadi staf khusus sejak 13 Juni lalu.
"Ekonomi adalah salah satu prioritas dan (Presiden) meminta dibantu pemikiran dan analisissemua hal masalah ekonomi, termasuk G-20," ujarnya kepada wartawan di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jumat (15/6).
Ia pun ikut sudah mulai bekerja dengan ikut serta dalam rombongan SBY dalam kunjungan kerja ke Amerika Selatan. Seperti diketahui, SBY dan rombongan bertolak ke Los Cabos Meksiko untuk menghadiri KTT G-20, Rio De Janeiro, Brazil dalam acara KTT Bumi dan kunjungan kenegaraan ke Ekuador.