Di Paris, Suu Kyi Diperlakukan Selayaknya Kepala Negara
Elysee Palace
Pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi tiba di Paris, yang merupakan persinggahan terakhir dalam tur Eropa, dimana dia diperlakukan seperti layaknya kepala negara yang sedang berkunjung.
Pemenang Nobel berusia 67 tahun itu tiba di Prancis, setelah sebelumnya mendapat sambutan hangat di Swiss, Irlandia, Norwegia dan Inggris.
Di Paris, Suu Kyi akan bertemu dengan Presiden Francois Hollande dan pejabat tinggi lainnya.
"Prancis memberikan pernghormatan atas perjuangannya menegakkan hak asasi manusia, dan dukungannya terhadap transisi demokrasi di Myanmar," kata juru bicara kementerian luar negeri, Bernard Valero.
Suu Kyi tiba dari London Selasa petang, menggunakan kereta api, kemudian menuju Elysee Palace untuk makan malam dan mengadakan konferensi pers bersama dengan Hollande.
Selama kunjungan tiga harinya, Suu Kyi akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Laurent Fabius, Walikota Paris Bertrand Delace, ketua fraksi di parlemen, komunitas Myanmar dan kelompok hak asasi manusia.
Pierre Martial, kepala asosiasi yang mendukung perjuangan Aung San Suu Kyi di Prancis mengatakan, Suu Kyi harus memanfaatkan kunjungan itu untuk mendesak pihak berwenang Prancis dan pebisnis, mendukung transisi demokrasi di Myanmar.
"Dia menyerukan beberapa negara untuk memberikan dukungan, berinvestasi, ini adalah cara yang rasional untuk membantu negeri itu setelah bertahun-tahun mengalami kekejaman politik dan ekonomi," katanya.
Kunjungan itu juga disebut Martial sebagai ungkapan terima kasih atas dukungan terhadapnya selama bertahun-tahun.