Ferdinand Tersandung Iklan Rokok di Indonesia
Wajah bek Manchester United itu bukanlah figur yang asing di Indonesia. Selama beberapa bulan terakhir tampil sebagai figur di papan iklan serta video dan iklan tercetak di Indonesia mengiklankan Gudang Garam International (GGI).
Penampilan bek senior MU itu memang tidak menjadi masalah di Indonesia, tapi lain halnya di Eropa. Ferdinand dianggap mempromosikan rokok kepada anak-anak.
GGI sendiri adalah salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia dan rokok produksi mereka Gudang Garam yang memiliki varian kretek dengan ramuan saus cengkeh dan kayu manis yang populer di kalangan anak-anak dan remaja.
Ironisnya Ferdinand justru mendukung lembaga PBB Unicef yang bergerak di bidang anak-anak.
Menurut juru bicara Ferdinand, bek berusia 33 yang tidak merokok itu menegaskan kalau iklan tersebut dimaksudkan untuk kanal olahraga dan bukan untuk rokok.
Sepertinya Ferdinand yang menjadi salah satu bintang sepak bola internasional yang ada dalam iklan itu tak mengetahui kalau GGI menghasilkan keuntungan dari penjualan rokok. Ia juga tak menyadari kalau imej dirinya digunakan pada iklan yang mencantumkan logo rokok dari GGI.
Iklan pada Intersport memperlihatkan pertandingan di Premier League dan tayangan itu membantu meningkatkan kesadaran sepak bola Inggris di Asia.
Lebih lanjut juru bicara Ferdinand menyatakan tengah berkonsultasi dengan pengacara mengenai penggunaan imejnya dalam iklan tersebut.
"Perjanjian antara Rio dan Gudang Garam Intersport berlangsung hingga 31 Oktober 2012, dimana pada saat itu semua bentuk iklan akan dihentikan. Baik MU dan Rio Ferdinand meminta maaf atas kesalahpahaman ini dan akan melakukan upaya agar kasus seperti ini tak terulang di masa depan," ujar juru bicara MU.
Ketua eksekutif grup anti rokok Ash, Deborah Arnott menyatakan kalau perjanjian iklan seperti GGI tersebut dilarang di Inggris karena kekhawatiran memancing perilaku merokok pada anak-anak dan remaja.
"Rio ditaksir memiliki kekayaan £40 juta dan mendapatkan gaji lebih dari £100 ribu setiap pekannya, apakah ia perlu melakukan (iklan) seperti itu?" tanya Arnott.