Hipmi Ciptakan Mentalitas Kewirausahaan
Pasar Asean
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Raja Sapta Oktohari mengatakan, pihaknya berambisi agar Hipmi lebih berkontribusi lebih besar dalam perekonomian nasional.
Termasuk, lanjut dia, memperkuat kaderisasi pengusah nasional melalui program Hipmi Perguruan Tinggi.
"Hipmi tidak lagi sekedar melakukan kegiatan-kegiatan seremonial. Tapi, bagaimana agar program-program pengembangan ekonomi nasional, bekerja sama dengan lintas lembaga, didistribusikan ke teman-teman di seluruh Indonesia. Karena, Hipmi tidak mencetak pengusaha. Tapi, mencetak mentalitas kewirausahaan," kata Okto sebelum pembukaan Resepsi Ulang Tahun Ke-40 Hipmi di Jakarta, Minggu (10/6).
Sementara itu, lanjut dia, Hipmi fokus mempersiapkan diri agar Indonesia tidak tertinggal ketika memasuki pasar tunggal ASEAN pada 2015.
Sebagai negara yang menguasai setengah pasar kawasan Asean, lanjut dia, Indonesia harus bisa menikmati manfaat era pasar tunggal Asean.
"Semua peluang dan potensi harus dimanfaatkan. Jangan sampai, Indonesia hanya jadi pasar. Melainkan harus jadi pelaku utama. Karena itu, kami selalu bekerja sama dengan pemerintah. Hingga tahap ini, Hipmi selalu diundang pemerintah untuk memberikan masukan atas kebijakan-kebijakan pemerintah. Bisa dibilang, Hipmi sudah masuk dalam peta pertimbangan kebijakan pemerintah. Ini menjadi penting dalam keterwakilan pelaku usaha. Kami ingin memperkuat peran ini," kata Okto.
Ketua Panitia Ulang Tahun Ke-40 Hipmi Eric Hidayat mengatakan, Hipmi sebagai konsumen adalah pasar potensial produk dalam negeri.
Sebagai produsen, berperan sebagai mitra strategis pemerintah. Hipmi, kata dia, mendorong pengusaha muda nasional menjadi tangguh, di dalam negeri dan internasional.
"Hipmi menyadari akan maju jika pemudanya Cinta Tanah Air dan memiliki kewirausahaan yang tinggi. Dengan demikian, Hipmi pada kematangannya, menjadi motor penggerak perekonomian bangsa. Hipmi adalah satu dan Hipmi untuk Indonesia," ujar Eric dalam sambutan pembukaan acara resepsi.
Sementara itu, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, selama 40 tahun Hipmi menciptakan nilai-nilai Hipmi.
Yakni, kata dia, azas demokrasi yang menandai sebagai organisasi era Orde Baru yang selalu memilih pengurusnya dengan demokrasi.
Kedua, ujar dia, toleransi terhadap perbedaan-perbedaan. Yakni, berdebat soal ekonomi dan politik nasional dengan interaksi pemikiran yang akhirnya bersintesis jadi pengetahuan.
"Sejak awal Hipmi tidak mentolerir primordialisme atau kesetiaan sempit. Tidak menghendaki perbedaan suku, agama, ras sebagai kendala bersatu dan maju. Dari keberagaman Indonesia jadi kekuatan nasional sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tegakkan nilai-nilai Hipmi," kata Hidayat dalam sambutannya.
Pemerintah, lanjut dia, menempatkan Hipmi sebagai salah satu sumber rekruitmen untuk menciptakan entrepeneur.
Yakni, setidaknya harus 3,5-4 persen dari total populasi agar Indonesia jadi negara maju dan kuat. Saat ini, kata Hidayat, entrepreneur di Indonesia baru sekitar 0,9 persen.
"Bermitralah dengan pemerintah. Tapi, jangan mencari nafkah sebagai politisi di Hipmi. Tapi, nafkahi diri anda sebagai pengusaha bermartabat di situ. Kalau soal jabatan, bisa dibilang dari Bupati, adalah kader Hipmi. Sekarang, ada sejarah ada kader Hipmi yang maju ke RI 1, dan bukan tidak mungkin RI 2. Padahal, dulu tujuan kita hanya jadi Ketua Umum Kadin. Intinya orang-orang Hipmi pandai berhitung. Kita lihat prosesnya. Yang penting, tetap pada nilai-nilai Hipmi tadi," kata Hidayat.