Kampanye Pilkada DKI Harus Fair Play
Satu pekan menjelang kampanye Pemilihan Kepala Daerah DKI 2012, semua kandidat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur berlomba-lomba menarik simpati warga Jakarta. Di jalan-jalan sudah bertaburan beraneka spanduk, bendera, selebaran, poster, papan reklame serta beragam atribut iklan yang mengkampanyekan kandidat pasangan calon.
Untuk itu, Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jakarta dan Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mengibau seluruh pasangan calon bermain fair play, menghindari black campaign dan melakukan tindakan yang mendukung terselenggaranya pemilukada secara jujur, adil, demokrasi dan damai.
Ketua KIPP Jakarta, Wahyu Dinata mengatakan masa kampanye pilkada DKI Jakarta dimulai 24 Juni-7 Juli 2012. Meski tinggal 7 hari lagi masa kampanye, tim sukses enam kandidat ini semakin menggila menarik hati warga Jakarta.
"Sayangnya, di antara sekian banyak atribut kampanye yang semakin marak muncul selebaran-selebaran, sms massal, broadcast message dan kerja tim siluman pasangan calon yang menebar kampanye hitam, ," kata Wahyu dalam acara Diskusi dengan tema Black Campaign Dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (17/6).
Menurutnya, permasalahan mengenai black campaign ini berpotensi melanggar 116 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pasal 116 ayat (1) UU 32/2004 mengatur tentang ketentuan pidana bagi setiap orang yang melakukan kampanye di luar jadwal.
Ketua Perludem Lia Wulandari mengatakan banyaknya kampanye hitam yang menyerang warga Jakarta, maka Perludem dan KIPP Jakarta menyatakan setiap pihak agar bertindak secara fair play/adil, menghindari black campaign, dan melakukan tindakan yang mendukung terselenggaranya pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2012 secara jujur, adil, demokratis, dan damai, bukan hal yang sebaliknya.
"Panwaslu harus berkoordinasi intensif dengan pihak kepolisian untuk memastikan tidak terjadinya black campaign yang berpotensi menggangu kondusifitas masyarakat menjelang Pemilukada DKI. Serta bertindak tegas terhadap pelaku black campaign," cetusnya.
Pakar sosiolog Thamrin F Tamagola menegaskan seluruh proses pemilukada hanya bisa menjamin proses yang fair dan transparan. Tetapi tidak bisa menjamin menghasilkan presiden, gubernur, walikota, bupati bahkan anggota DPR yang baik.
Thamrin t menyayangkan kampanye hitam dalam pemilu, baik pemilu presiden maupun kepala daerah. Padahal dulu, saat dilakukannya pemilu pertama kali di Indonesia, tidak ada yang menjelek-jelekkan lawan politik, suku dan agama. Semua berjalan dengan adil dan bersih.
"Saya kira menggunakan cara kampanye hitam sudah tidak efektif lagi. Malahan akan ditertawakan publik," imbuhnya.