Kasus Bhakti Investama Kristalkan Niat Hary Tanoe Berpolitik
Terpaan kasus dugaan korupsi menyangkut PT.Bhakti Investama yang sedang disidik KPK ternyata tak menyurutkan niat Hary Tanoesudibyo untuk tetap semangat berpolitik sebagai Ketua Dewan Pakar Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
"Kejadian ini semakin membuat saya mengkristalkan keyakinan saya harus terjun di politik. Bagaimana membuat perubahan bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Itu penting sekali," kata Hary, seperti dinyatakan dalam rilis Nasdem yang diterima di Jakarta, Jumat (15/6).
Sebagai CEO PT Bhakti Investama, Hary diperiksa KPK hari ini atas penangkapan Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi Kantor Perwakilan Pajak (KPP) Sidoarjo, Jawa Timur bernama Tommy Hendratno dengan seorang pengusaha bernama James Gunardjo.
KPK menangkap keduanya karena menduga ada penerimaan uang oleh Tommy dari James yang berkaitan dengan pengurusan pajak PT Bhakti Investama.
Nasdem meyakini Hary bersih, dan perusahaannya tidak terkait dengan penangkapan pegawai pajak Tomi Hendratmo.
Hary juga mengkritik kencangnya pemberitaan yang menyatakan seolah PT.Bhakti Investama terlibat dengan suap pegawai pajak tersebut dan terkesan sangat menyudutkannya.
Dirinya menduga hal tersebut lantaran dia aktif di dunia politik dengan menjadi Ketua Dewan Pakar Nasdem.
Dia meminta supaya kasus itu tak dikaitkan dengan pembahasan publik soal biaya pencalegan partainya yang baru-baru diumumkan dengan kisaran Rp 5 miliar - Rp 10 miliar per orang.
Hary menegaskan dana tersebut disiapkan justru agar para kader tidak mengusung politik transaksional, yang membuka celah korupsi.
Dia juga menegaskan bahwa setiap caleg pun tak diwajibkan untuk mengembalikan dana itu ke partai begitu terpilih sebagai anggota DPR.
"Jadi kalau ada caleg yang potensial, yang saya yakini bahwa secara baik di dalam kampanyenya bisa menjadi anggota legislatif. Itu, kita dukung aktivitasnya. Jadi aktivitas kampanye dengan atribut, kegiatan sosialnya, dan lain sebagainya, itu kita dukung," kata Hary.