Ketenangan Anas, Sinyal Kemenangan atas Lawan Politiknya
Pengamat politik Ray Rangkuti menilai ketenangan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, saat menghadapi pemeriksaan KPK adalah sinyal 'kemenangan' dirinya atas pihak-pihak yang selama ini 'menghantamnya'.
Sinyal itu jelasnya lebih mengarah ke Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Dewan Pembina Partaai Demokrat yang selama ini terkesan hendak menendang Anas dari kepengurusan partai, kata Ray.
Bagi Ray, gesture tubuh percaya diri Anas itu sebenarnya puncak dari rentetan kepercayaan dirinya menghadapi 'guncangan' yang belakangan ini melibatkan kubu loyalis Yudhoyono.
"Misalnya selama ini SBY mengumpulkan pengurus daerah Demokrat, hingga anggota Forum Komunikasi dan Deklarator Partai," ujar Ray saat dimintai tanggapan soal imbas dari pemeriksaan Anas terkait skandal proyek Hambalang di KPK, Rabu (27/6).
Setelah itu, Anas dengan tenangnya mengeluarkan pernyataan rendahnya kinerja pemerintah berakibat pada melemahnya elektabilitas Demokrat menjelang tahun 2014.
Setelah itu, tanpa disangka-sangka, sehari kemudian, Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono menyatakan Demokrat solid di bawah kepemimpinan Anas.
Kepemimpinan sang ayah sebagai Presiden dinilai Edhie Baskoro alias Ibas ditegaskan, kendati masih ada kekurangan, dinilai sudah on the right track.
"SBY memang seperti sudah kehabisan ide untuk memojokkan Anas. Politik kasarnya dengan pidato untuk menyerang Anas tidak mendorong satupun pengurus DPD atau DPW Partai Demokrat mengajukan kongres luar biasa," kata Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) itu.
Ray melanjutkan kepercayaan diri Anas juga merupakan petunjuk dirinya sangat yakin tidak akan terlibat dalam kasus Hambalang.
Padahal, KPK memeriksa Anas Urbaningrum selama 7 jam lebih. Ia dicecar pertanyaan terkait peran dia maupun Partai Demokrat dalam kasus proyek kompleks olahraga Hambalang.
Di samping itu, ulas Ray, kepercayaan diri itu juga menunjukkan kemampuan Anas melakukan konsolidasi dan meyakinkan pengurus-pengurus daerah Demokrat bahwa dirinya tidak terlibat dalam banyak kasus yang dimaksud.
"Namun, kita tunggu saja hasil penyelidikan di KPK," kata Ray.
Tetap berlanjut
Ketika dikonfirmasi secara terpisah, dosen FISIP Universitas Gadjah Mada
Ari Dwipayana, juga menilai sosok percaya diri Anas merupakan pesan bagi lawan-lawan politiknya di internal partai, bahwa dia masih kuat.
Dengan gaya itu, menurutnya, Anas sedang berusaha melakukan unjuk kekuatan. Anas sepenuhnya menyadari bahwa kasusnya bukan kasus hukum semata, namun merupakan pintu masuk politik untuk menendang dia dari kursi ketua umum.
"Saya kira ini dia kirim pesan bahwa loyalis dia sangat besar dan kuat di partai. Pesan itu lebih kepada kubu-kubu saingannya, bahwa Anas sadar kasus ini tak bisa semata-mata didorong politik," tutur Ari.
Ari mengatakan tampilan demikian wajar dikeluarkan Anas karena dia sedang berada pertarungan politik terakhir menyangkut karirnya.
Pada ujungnya, pertarungan itu menyangkut peluang di tahun 2013 dan 2014 dimana Demokrat akan menentukan siapa saja caleg yang akan diusung, dan siapa saja yang akan diajukan sebagai capres.
"Anas menunjukkan dia percaya diri akan bisa atasi problem politik di internal. Dia masih punya basis dukungan politik yang bisa digunakan untuk mengamankan pencalegan dan pilpres," kata Ari.
Walau demikian, Ari menilai serangan terhadap Anas belum akan berhenti karena masih banyak pihak di internal partai itu yang ingin Anas 'disentuh' dalam penegakan hukum kasus Hambalang.
Itulah sebabnya dia menyarankan KPK agar tidak perlu takut untuk menelusuri tuntas kasus itu karena akan di-back up oleh politisi yang mendukung kriminalisasi Anas dalam kasus Hambalang.
"Jadi semua kubu sedang menunggu. Ini artinya peluang bagi KPK untuk melanjutkan penyelidikan cukup besar," kata Ari.