Menaikkan Popularitas Golkar, LSI Bantah Survei Pesanan
Berturut-turut mempublikasikan hasil survei yang melambungkan popularitas Partai Golkar, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyatakan surveinya bukan pesanan pihak-pihak tertentu.
"Ini bukan survei yang dipesan calon-calon tertentu," kata Peneliti LSI, Adjie Alfaraby dalam konferensi pers di kantornya di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (17/6).
Dalam survei periode dua hingga 11 Juni tahun ini dengan 1.200 responden dan metode multistage random sampling, partai Golkar menjadi partai yang elektabilitasnya paling tinggi dengan margin of error 2,9%.
Partai Golkar memiliki elektabilitas 20,9% disusul Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 14,0%, kemudian partai Demokrat 11,3%. Sementara partai-partai lainnya hanya mendapat elektabilitas di bawah lima persen.
Hasil survei itu didapatkan dengan pertanyaan, "Jika Pemilu legislatif dilakukan hari ini, partai mana yang Ibu/Bapak pilih?"
Sementara biaya survei kata dia, juga tak ditanggung oleh pihak manapun termasuk Golkar. LSI memilih persoalan Pemilu ini karena dianggap sebagai informasi yang diperlukan publik.
"Karena biaya survei ini hasil keuntungan kami dari perusahaan," kata dia lagi.
Melalui survei yang dipublikasikan siang ini, pertama kalinya partai Golkar menembus angka 20% dan hal itu menurut Adjie menjadi modal partai pimpinan Aburizal Bakrie ini menjadi pemenang Pemilu 2014.
Sementara Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie menurut survei LSI menjadi calon presiden terkuat dari internal partai.
Berbeda dengan survei beberapa lembaga lain yang menunjukkan popularitas Aburizal masih di bawah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Elektabilitas Aburizal sesuai survei LSI bahkan jauh meninggalkan sejumlah koleganya dalam partai yang dibangun sejak Orde Baru itu.
Enam nama calon presiden Golkar yang diurut LSI, yakni Aburizal Bakrie dengan 20,1%, Sultan Hamengkubuwono X dengan 11,3%, Jusuf Kalla dengan 11,0%, Akbar Tandjung dengan 2,9%, Fadel Muhammad dengan 1,3%, dan Theo Sambuaga dengan 0,3%.
"Dukungan terhadap Aburizal terbantu dengan program penghargaan budaya Jawa disertai iklan yang masif serta program usaha kecil menengah (UKM) yang terus bergulir," tutupnya.