Minibus Listrik Pertama di Indonesia
Kementerian Riset dan Teknologi meluncurkan prototipe kendaraan menggunakan energi listrik dari batere lithium berkapasitas 17 penumpang yang dibangun oleh ilmuwan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Menteri Negara Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan minibus listrik dengan kecepatan maksimal 100 km per jam tersebut adalah mobil hasil riset yang siap digunakan untuk keperluan transportasi darat di perkotaan.
Gusti menambahkan meski belum diproduksi secara massal, Kementerian Ristek, LIPI dan sejumlah lembaga negara lainnya sedang berkoordinasi untuk mempersiapkan agar kendaraan ini bisa diproduksi secara massal.
Minibus ini diproyeksikan mampu menurunkan biaya operasional hingga lebih dari 50% dan menurunkan biaya perawatan kendaraan hingga 70% dibandingkan dengan mobil yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM).
"Nantinya, bus listrik ini bisa digunakan sebagai salah satu mobil yang tidak memiliki knalpot karena tidak menggunakan bahan bakar minyak dan oli mesin sehingga sangat efisien dan ramah lingkungan," ujar Hatta sesaat sebelum menaiki kendaraan tersebut untuk uji coba bersama Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Rubi Rubiandini dan sejumlah pejabat kementerian lainnya.
Rute uji coba minibus listrik yang biaya penelitian dan pengembangannya menggunakan biaya Rp1,5 miliar tersebut berangkat dari kantor Menristek di Jalan Thamrin dan memutar di dekat Monas menuju Bundaran Hotel Indonesia dan kembali ke kantor Menristek.
"Ini adalah tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia. Selama ini kita tahu mobil menggunakan bahan bakar minyak dan gas namun sekarang bisa pakai listrik," ujar Rubi kepada wartawan sesudah uji coba kendaraan tersebut.
Sementara Menhub Mangindaan memberikan masukan minibus tersebut harus memperbaiki kaca jendelanya agar bisa dibuka.
Rubi menambahkan sementara kendaraan ini diproyeksikan untuk angkutan kota di Jakarta karena tersedia akses listrik untuk mengisi ulang listrik di baterai yang digunakan untuk menghasilkan tenaga minibus ini.
Rubi menambahkan Kementerian ESDM akan mempersiapkan tempat-tempat pengisian listriknya, Kementerian Perindustrian akan memperbanyaknya melalui produksi setelah LIPI dan BPPT memperbaikinya, dan Kementerian Perhubungan akan menjadi pembeli pertama untuk kemudian digunakan sebagai sarana transportasi dalam kota.