Perampok Honda CRV Sangat Sadis

Selasa, Juni 12, 2012 0 Comments



Ilustrasi perampokan
Ilustrasi perampokan (sumber: yudifingernote.wordpress.com)
"Pelaku memaksa saya memberitahukan nomor pin ATM dan kartu kredit, namun saya menolak dan berontak. Saya berikan nomor ATM palsu. Kemudian, saya dipukul, ditampar, disetrum (di pelipis, tangan, serta perut), disundut rokok, dan diancam pakai senjata api. Tak hanya itu, saya juga sempat diraba-raba."

Korban pencurian kendaraan bermotor disertai kekerasan, Andhes Deiminta (25), mengaku trauma dengan ulah pelaku yang sangat sadis dan keji.

Seperti diketahui, Andhes merupakan korban perampasan mobil Honda CRV oleh lima pelaku di daerah Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, 26 April 2012 lalu.
 
Andhes menuturkan, usai makan bersama teman dekatnya Irfan Adriansyah (23), dirinya disergap sekelompok orang ketika hendak masuk ke dalam mobilnya, di daerah Bendungan Hilir.
 
"Awalnya, saya makan pecel lele langganan di Benhil. Kemudian setelah selesai dan mau masuk ke dalam mobil, tiba-tiba para pelaku yang mengaku petugas dari Reserse Narkoba Polda Metro Jaya menyergap. Kemudian, kami dilempar ke bangku belakang dan disekap," ujar Andhes di Mapolda Metro Jaya, Selasa (12/6).
 
Perempuan pemilik sebuah Butik di Mall Ambasador itu melanjutkan, seluruh barang miliknya dan Irfan seperti, handphone Blackberry Dakota, Blackberry Onyx, Blackberry Apollo, laptop Apple, Ipad 2, Nokia, jam tangan Espirit, uang Rp10 juta, uang Rp200 ribu, KTP, SIM, ATM Mandiri,  ATM BCA, Kartu Kredit, diambil pelaku.
 
"Pelaku memaksa saya memberitahukan nomor pin ATM dan kartu kredit, namun saya menolak dan berontak. Saya berikan nomor ATM palsu. Kemudian, saya dipukul, ditampar, disetrum (di pelipis, tangan, serta perut), disundut rokok, dan diancam pakai senjata api. Tak hanya itu, saya juga sempat diraba-raba," lirihnya sambil menunjukan bekas setruman ditangan  kanannya.
 
Andhes mengatakan, perilaku yang paling sadis adalah, ketika pelaku menyetrum perutnya sebanyak tiga kali saat meminta nomor pin kartu kreditnya.
 
"Yang paling sakit itu, ketika pelaku menarik baju dan menyetrum perut saya sambil ditekan sebanyak tiga kali. Mohon maaf, saya sampai mengeluarkan kotoran. Saya bukannya tak mau kasih tahu, tapi saya juga lupa nomor pin-nya. Mau teriak sekencang-kencangnya tapi tak bisa," ceritanya.
 
Kemudian, kata Andhes, pelaku menutup mata, mengikat kaki, dan tangannya. Pun dengan Irfan. Selanjutnya, keduanya dibuang di pinggir Jalan Tol Gunung Putri, Bogor.
 
"Mata saya di lakban, kaki dan tangan juga. Kemudian, saya dan Irfan dibuang di pinggir tol," jelasnya.
 
Andhes mengaku sangat trauma atas kejadian itu. Dirinya memberikan apresiasi karena polisi telah menangkap beberapa pelaku dan menembak  mati salah seorang pelakunya bernama Haryanto.
 
"Saya sangat trauma. Luka fisik sih hanya seminggu, namun traumanya  masih sampai sekarang. Saya berterima kasih polisi sudah berhasil  mengungkap pelaku dan menembak salah satu pelakunya. Semoga, yang  lainnya dihukum seberat-beratnya," tandasnya.
 
Sementara itu, Kasubdit Resmob Dirreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Herry Heryawan, mengatakan modus para pelaku curanmor dengan cara mengaku sebagai anggota polisi, rata-rata sama.
 
"Terdiri dari lima dan enam orang. Sasarannya, tempat-tempat makan sama  seperti kasus ini. Ketika ada mobil atau target sampai di TKP, ditunggu  dan diintai. Setelah korban kembali ke mobil, mereka menyergap pura-pura  mengaku sebagai anggota polisi," katanya.
 
Herry menjelaskan, kemudian para pelaku memeriksa dashboard mobil,  kursi-kursi dan lainya. Kemudian, memaksa korban untuk masuk ke dalam  dan mobil dijalankan.
 
"Setelah ngaku-ngaku jadi polisi, melakukan penggeledahan di dasbort dan  lainnya. Lalu bilang, Anda ikut saja. Kemudian, di tengah jalan dipaksa  menyerahkan barang-barang. Korban diperas dengan ancaman atau perlakuan  kekekerasan. Selanjutnya, mata korban ditutup pakai plakban, kaki dan  tangannya juga diikat. Lalu dibuang di tengah jalan," terangnya.
 
Menyikapi hal itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya,  Komisaris Besar Polisi, Rikwanto, mengimbau kepada masyarakat agar lebih  berhati-hati.
 
"Kami imbau lebih berhati-hati. Biasanya, mereka mengincar korban yang makan di pinggir jalan. Masyarakat harus lebih cerdas tentang haknya dalam hukum. Apabila  dituduhkan soal hukum, semuanya berhak bertanya mengapa dituduhkan  seperti itu. Memalui hak-hak ini, bisa meminta diselesaikan di kantor  polisi. Bisa juga berteriak minta tolong, menelepon keluarga atau  kerabat dekat, dan lainnya," pungkasnya.
 

DAVINA NEWS

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.