Pilkada Tak Bisa Berjalan Bila Diboikot 5 Pasang Cagub
Ancaman boikot lima pasangan calon Gubernur DKI Jakarta apabila Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta, tidak segera memperbaiki kisruh Datar Pemilih Tetap (DPT) sejatinya dapat memengaruhi tahapan pencoblosan, atau bahkan dapat menggagalkan jalannya Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada).
"Ya Pilkada tidak mungkin bisa berjalan apabila hanya ada satu calon," ujar Gun Gun Heryanto, salah seorang Dosen Komunikasi Politik UIN Syarif Hidayatullah, saat dihubungi, Jumat (8/6).
Seperti diketahui, lima pasangan calon Gubernur DKI Jakarta: Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, Alex Noerdin-Nono Sampono, Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini, Faisal Basri-Biem Benyamin dan Hendardji Soepandji, meminta KPU DKI untuk segera memperbaiki kisruh DPT yang dinilai masih jauh dari sempurna.
Bahkan, dua tim sukses dari HNW-DJR serta Jokowi-Ahok, telah melakukan penyisiran internal terhadap DPT yang telah ditetapkan KPU DKI 2 Juni lalu, dan menemukan masih terdapat DPT ganda didalamnya.
Gun Gun menyatakan, apabila para lima kandidat ini konsisten akan memboikot Pilkada, karena benar-benar memiliki bukti yang sah, maka bukan hanya memperjuangkan keadilan namun juga dapat memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.
"Ada satu pendidikan politik di sini, dimana masyarakat bukan hanya belajar pada saat penyelenggaraan pemilu yang sukses akan tetapi pada saat gagal juga," kata Gun Gun yang juga seorang analis pilkada.
Bagi publik, lanjut dia, ini merupakan polemik yang sebenarnya tidak bersentuhan langsung dengan pengetahuan mereka.
"Maka apabila memang komitmen untuk memboikot, mereka juga harus membuktikan dengan data otentiknya, jangan jadi konflik elit saja," ungkap Gun Gun.
Namun demikian, selama Gun Gun meneliti jalannya Pilkada di beberapa daerah di Indonesia, dirinya belum pernah menemukan gagalnya Pilkada akibat kisruh DPT, meski DPT selalu menjadi salah satu permasalahan yang tidak pernah absen dari ajang demokrasi ini.
"Secara umum semua Pilkada yang DPTnya ditolak tetap melaju. Itu dia karena kontestasi elektoral kita yang tidak sehat," katanya.
Dijelaskan Gun Gun, meski KPU telah menetapkan DPT dan para pihak yang merasa dirugikan menolak akan hal tersebut, pada akhirnya tahapan akan tetap berlanjut.
"Oleh karena itu para challenger ini harus benar-benar berani, karena Jakarta menjadi prototype daerah lain dan di Jakarta margin voters juga besar. Mereka harus bisa melakukan semacam pressure kepada KPU untuk bertanggungjawab," tuturnya.