RS Ken Saras Kembangkan Terapi Komplementer untuk Kanker
Rumah Sakit Ken Saras di Kabupaten Semarang, Jateng, bekerja sama dengan Rumah Sakit Nanyang Tumor di Guangzhou, China, untuk mengembangkan pengobatan penyakit kanker.
Pengembangan yang dilakukan dengan cara memadukan metode pengobatan medis dengan metode pengobatan China dan Indonesia.
Direktur Utama Rumah Sakit Ken Saras, Sri Kadasih usai pembukaan Integrated Cancer Center (ICC) di Semarang, Kamis (28/6), mengatakan, untuk merealisasikan pengembangan pengobatan tersebut nantinya ada tiga dokter dari Rumah Sakit Nanyang yang berada di rumah sakit, yaitu Li Xiang Tao, Zhou Guo Hua, dan Yu Zhen Yang.
Perizinan bagi ketiga dokter dari Rumah Sakit Nanyang tersebut, lanjut dia, sudah tidak ada masalah.
"Mereka bekerja sama dengan dokter di sini melakukan berbagai penelitian dalam rangka menanggulangi permasalahan pengobatan kanker yang ada di Indonesia dan Jawa Tengah khususnya," katanya.
Sri mengatakan, meskipun dengan memadukan metode pengobatan medis (kedokteran barat), pengobatan tradisional China (TCM), maupun Indonesia, dalam menangani penyakit ini tetap melakukan prosedur medis, yaitu pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi. Sedangkan pengobatan tradisional China dilakukan setelah itu.
Ia menambahkan, metode pengobatan medis di Rumah Sakit Ken Saras, saat ini didukung dengan peralatan yang nyaris lengkap, seperti Sumber Daya Manusia (SDM) para dokter ahli onkologi, serta peralatan canggih yang menunjang pemeriksaan seperti alat radiologi diagnotic. Mulai dari pesawat rontgen, mammografi, CT Scan 128 slices, MRI 1,5 tesla, serta alat radioterapi UNAC.
Hal itu, lanjut dia, juga masih ditunjang dengan khemoterapi dan laboratorium pathologi anatomi dan laparaskopi atau endoskopi.
Dalam pelayanan kanker di rumah sakit ini, akan dipadukan dengan pengobatan "complementer alternatif" yaitu dengan metode pengobatan herbal dari China dan akan ditangani para ahli TCM yang sekaligus akan melakukan alih teknologi kepada para dokter Indonesia.
"Pengobatan herbal dan akupuntur sudah diakui oleh dunia pelayanan kesehatan," katanya menegaskan.
Dengan adanya ICC ini diharapkan pelayanan untuk penderita kanker dapat lebih tertangani, baik mereka penderita lama (sudah ditangani metode medis) maupun penderita dengan dugaan kanker yang memerlukan deteksi dini.
Kemudian pasien kanker yang memerlukan terapi penyinaran (radioterapi) akan tertangani lebih cepat sehingga pertumbuhan sel-sel kanker dapat dihambat, kemudian terjadi peningkatan kualitas hidup penderita kanker karena dengan penggunaan obat herbal pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
Akibatnya diharapkan terjadi peningkatan usia harapan hidup para penderita kanker, serta mereka dapat tertangani di Indonesia dan tidak perlu ke luar negeri.