SBY Tak Demokratis Gelar Pertemuan Tanpa Anas
Keputusan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu jajaran pengurus daerah (DPD) PD dikritik karena tidak menggunakan cara-cara demokratis dalam menengahi konflik partai.
Menurut Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, langkah SBY secara struktural dan organisatoris adalah tidak benar karena ada jenjang kepengurusan di partai.
Terkecuali seorang ketua umum berhalangan tetap, menurutnya, tidak ada alasan bagi SBY melakukan pertemuan terkait partai tanpa kehadiran pejabat struktural partai khususnya Ketua Umum Anas Urbaningrum.
"SBY itu patron, dia seharusnya ada di atas faksi-faksi. Kalau ada yang salah, ya bicarakan saja terbuka. Ini demokrasi, semuanya dibicarakan terbuka. Ini bukan eranya otoriter," kata Siti Zuhro di Jakarta, Kamis (14/6).
Dia mengatakan sekecil apapun itu, yang pasti Anas sebagai ketua umum sudah memberikan darma bakti ke partai. Bila Anas bersalah, seharusnya SBY terbuka membicarakan bersama.
Sementara cara SBY bertemu jajaran DPD dan forum pendiri partai justru terkesan berniat tidak melibatkan jajaran pengurus yang sah.
"Ujungnya hendak memberi kesan ke publik, bahwa ada pengurangan fungsi dan peran ketua umum. Jadi sudah ada peminggiran yang sangat disengaja. Kalau demokrasi itu biasanya komunikasi dua arah. Kalau mampet seperti ini, ya namanya era otoriter," tegas Siti.
Lebih lanjut, dia menilai SBY terlalu berlebihan karena langsung turun tangan dengan tujuan memberikan 'penalti' kepada Anas. Seharusnya, sekuat apapun tekanan dari forum deklarator untuk mencopot Anas, peran sentral SBY sebagai dewan pembina diutamakan.
"SBY harus ingat bahwa yang dia lakukan ini akan menjadi pembelajaran dan preseden di masa selanjutnya. Kalau dinilai tak fair, nanti akhirnya akan terlihat bahwa Anas dizalimi," tukas Siti.
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bertemu para Ketua DPD I tingkat Provinsi PD di Cikeas, Bogor, Selasa ( 12/6) malam. Pertemuan itu tak dihadiri jajaran DPP PD, termasuk Anas Urbaningrum. Tadi malam, SBY melanjutkan pertemuan dengan Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator PD (FKPD-PD) tanpa kehadiran struktur resmi partai.
Siti Zuhro menilai SBY kebingungan mengambil langkah karena desakan pencopotan Anas dari anggota Forum Deklarator yang notabene bukanlah forum resmi partai.