Slogan 'Jakarta Jangan Berkumis' Boleh Dipakai Hendardji
Setelah melalui empat kali tahapan mediasi yang dijembatani oleh Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), akhirnya pasangan calon Gubernur dari jalur independen, Hendardji-Riza Patria diizinkan menggunakan tagline 'Berkumis' dalam kampanyenya.
Namun dari tagline yang sebelumnya berbunyi 'Jakarta Jangan Lagi Berkumis' sesuai kesepakatan dengan tim sukses Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli maka kata 'Lagi' di dalam kata tersebut harus dihapus, sehingga menjadi 'Jakarta Jangan Berkumis'.
"Kita kan dalam mediasi ini selalu mencari solusi yang terbaik, jadi sudah ada kesepakatan bersama, dan tagline masih bisa digunakan bersama," kata Tim Advokasi Hendardji-Riza Patria, M. Ali Anafiah usai melakukan mediasi tertutup di kantor Panwaslu, Gedung Sasana Prasada, Jl, Suryopranoto, Jakarta Pusat, Kamis (21/6).
Dengan kesepakatan tersebut, Ali berjanji akan melakukan kampanye dengan damai tanpa ada konflik dengan tim sukses pasangan Foke-Nara tersebut. "Kita lanjutkan sosialisasi 'Jakarta Jangan Berkumis' kembali."
Dalam kesepakatan tersebut beberapa hal telah disepakati oleh kedua belah pihak yang di antaranya adalah penggunaan akronim Berkumis dengan niat baik agar Jakarta Tidak Berantakan, Kumuh dan Miskin merupakan penyampaian misi, visi, dan program pasangan calon.
Ketua Panwaslu DKI Jakarta, Ramdansyah mengatakan dalam penggunaan akronim Berkumis harus diikutsertakan dengan kata berantakan, kumuh dan miskin agar tidak mengarah kepada pasangan calon tertentu, "Ini kami ambil dari hasil adopsi pernyataan ahli bahasa dari Universitas Indonesia dan UNJ."
Dalam tagline tersebut juga diatur pembedaan warna, di mana pada tagline sebelumnya, warna tagline Jakarta Jangan Lagi adalah berwarna hitam dan Berkumis berwarna merah.
"Tidak boleh ada pembedaan warna antara kata Berkumis, karena itu mengarah kepada fisik salah satu kandidat," tambah Ramdansyah.
Pada kesempatan yang sama, Andi Syafrani, tim advokasi Foke-Nara mengatakan bahwa pihaknya pada dasarnya sudah puas, dengan syarat asalkan tagline tersebut tidak diperagakan selama masa kampanye.
"Berdasarkan masukan pandangan dari beberapa ahli, tagline itu mengalami perubahan redaksi, ya kami puas. Yang jelas selama kampanye tidak menggunakan yell dengan tagline yang diperagakan, seperti menunjuk kumis, karena sejak awal kan tidak mengarah kepada fisik," tegasnya.