Tinggal Dekat Jalan Raya yang Bising Tingkatkan Risiko Serangan Jantung
Begitu kesimpulan para peneliti asal Denmark yang menganalisa sekitar 50 ribu partisipan selama 10 tahun. Menurut penelitian, untuk setiap peningkatan 10 desibel kebisingan di jalan raya, kemungkinan orang yang tinggal di pinggir jalan raya itu mengalami serangan jantung meningkat 12 persen.
"Hasil pengamatan kami, kebisingan di jalan raya di malam hari sangat membahayakan kesehatan orang-orang yang rumah tinggalnya di dekat jalan raya itu. Alasannya, karena bisa mengganggu kualitas tidur. Kualitas dan waktu tidur yang terganggu akan meningkatkan konsentrasi hormon stres dalam tubuh yang pada akhirnya bisa menyebabkan serangan jantung," kata pemimpin penelitian ini, Mette Sorenson, dari Danish Cancer Society.
Sorenson dan teman-teman penelitiannya menemukan hubungan antara serangan jantung dan jalan raya diperhitungkan pula dengan peningkatan level polusi suara dekat jalan raya itu. Diperkirakan, 4 persen dari serangan jantung di Denmark ada hubungannya dengan suara bising lalu lintas.
Menurut Sorenson, saat tidur, sebaiknya ruangan dalam kondisi rendah eksposur kebisingan lalu lintas.
Bahaya dari polusi suara, menurut Sorenson, adalah karena kebanyakan orang tidak menyadari sedang menghadapinya.
"Anda mungkin terbangun di pagi hari berpikir, semalam tidur dalam keadaan tenang. Namun, ketika Anda melihat aktivitas otak orang yang tidur di rumah dekat jalan raya yang sibuk, akan terlihat ada beberapa tahapan tidur yang terganggu," kata Sorenson lagi.
Untuk studi ini, para periset meminta partisipan untuk melaporkan lokasi tempat tinggal dan kondisi kesehatan jantung, termasuk pola makan dan kebiasan aktivitas. Partisipan diminta menilai suara yang mereka dengar.
Polusi suara tidak selalu dilihat sebagai ancaman kesehatan, kata Sally Lusk dari University of Michigan, AS, sambil menambahkan, umumnya bangsa Eropa lebih mengkhawatirkan level kebisingan ketimbang masyarakat AS.
Riset yang dilangsungkan Lusk menunjukkan eksposur terhadap level kebisingan bisa meningkatkan tekanan darah.
"Hampir semua orang mendengarkan sesuatu yang lebih bising dari seharusnya," kata Lusk.
Polusi suara cenderung lebih besar di kota, meski menurut Sorenson, ada kemungkinan sebaliknya, tergantung kedekatan tempat tinggal dengan jalan raya yang sibuk.
Meski hubungan antara polusi udara dengan serangan jantung sudah terlihat sebelum-sebelumnya, namun studi kali ini adalah yang pertama menunjukkan korelasi antara kebisingan dengan peningkatan risiko. Sementara di studi-studi sebelumnya menunjukkan peningkatan risiko serangan jantung baru terjadi ketika kebisingan mencapai di atas 60 desibel, sementara studi ini menunjukkan peningkatan risiko terjadi bahkan saat kebisingan mencapai 40-80 desibel.
Sepuluh desibel kebisingan saja sudah cukup mengganggu sebuah percakapan, sementara 85 desibel adalah level minimum, namun, bila bekerja dengan kondisi kebisingan tingkat ini, membutuhkan penutup telinga.