Warga DKI Banyak Yang Tidak Tahu Sejarah HUT Jakarta

Jumat, Juni 22, 2012 0 Comments



Ilustrasi
Ilustrasi (sumber: EPA)
"Wah saya lupa kenapa jatuh pada tanggal 22 Juni ya. Ada peristiwa sejarahnya sih pastinya. Tapi saya lupa apa dan bagaimana."

Hari Ulang Tahun (HUT) Jakarta yang dirayakan setiap 22 Juni telah diperingati warga Jakarta selama 485 tahun. Meski begitu, banyak warga Jakarta yang tidak mengetahui sejarah lahirnya kota metropolitan ini. Bahkan, mereka juga tidak mengetahui mengapa HUT DKI Jakarta jatuh pada tanggal 22 Juni.

Contohnya Amara, pekerja swasta di kawasan Plaza Senayan, Jakarta Selatan. Meski ia tahu tanggal lahir DKI Jakarta, namun Amara tidak tahu mengapa 22 Juli ditetapkan sebagai hari ulang tahun Ibu Kota. 

"Wah saya lupa kenapa jatuh pada tanggal 22 Juni ya. Ada peristiwa sejarahnya sih pastinya. Tapi saya lupa apa dan bagaimana," ujarnya singkat, Jumat (22/6).

Jawaban yang sama dilontarkan siswa kelas VI SD di kawasan Karet Tengsin, Jakarta Pusat, Hanna. Saat ditanya sejarah lahirnya 22 Juni, ia hanya menggeleng. "Kalau tanggal HUT Jakarta saya tahu, tapi kenapa harus dirayakan tanggal 22 saya kurang tahu," kata Hanna.

Begitu juga dengan pekerja swasta yang berdomisili di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Juliana. Ia juga mengakui tidak mengetahui sejarah tanggal 22 Juni yang dirayakan seluruh warga Jakarta. Hal yang sama juga diucapkan beberapa warga yang ditemui Beritasatu.com di lapangan, pada umumnya mereka mengakui tidak tahu kenapa hari lahir Kota Jakarta pada 22 Juni.

Pada apel HUT Jakarta ke-485 itu yang digelar di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, presenter acara terkenal Shahnaz Haque dengan lantang membacakan sejarah lahirnya Ibu Kota. Ia menceritakan, dalam Prasasti Buku Tulis yang ada di Bogor, tertera pada 1255 Saka atau tahun 1133 Masehi telah berdiri Kerajaan Padjajaran yang wilayah kekuasaanya meliputi Tangerang, Jakarta, Bekasi dan Bogor sebagai pusat pemerintahannya.  

"Pelabuhan Kelapa yang sekarang dikenal sebagai Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan salah satu pelabuhan yang dikuasai Kerajaan Padjajaran. Sungai Ciliwung merupakan jalur transportasi air yang sangat penting pada waktu itu," tutur Shahnaz.

Lalu, pada 21 Agustus 1522 Masehi, telah terjadi perjanjian dagang dan pertahanan antara Raja Padjajaran dan Portugis di Pelabuhan Sunda Kelapa. Inti perjanjian tersebut memberikan kebebasan, kepada Portugis untuk berdagang di Kelapa dan diberikan izin untuk mendirikan benteng pertahanan di Kelapa. Portugis pun berjanji akan membantu Padjajaran untuk mempertahankan daerahnya dari serangan lawan.

Tahun 1527, lanjutnya, Portugis kembali datang ke Pelabuhan Sunda Kelapa untuk menindaklanjuti perjanjian tahun 1522. Tetapi pada waktu itu, Pelabuhan Sunda Kelapa sudah dikuasai tentara Kerajaan Demak dibawah pimpinan Fatahillah.

"Kemudian pada 22 Juni 1527, Fatahillah dapat mengalahkan dan mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Kemudian menggantikan nama pelabuhan tersebut menjadi Jayakarta. Kemenangan tersebut dijadikan tonggak sejarah lahirnya Kota Jakarta yang dirayakan setiap tanggal 22 Juni," ceritanya.

Shahnaz menerangkan masuknya Belanda pada 1619 akhirnya mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Kota Batavia sendiri berdiri di atas reruntuhan Kota Jayakarta, yang menjadi pusat pemerintahan VOC. Lalu pada 10 Desember 1942, nama Batavia diganti menjadi Jakarta oleh pimpinan Bala Tentara Jepang.

"Pada abad 18, kota Batavia berada pada masa jayanya. Kota itu disebut dijuliki dengan sebutan ratu dari timur. Bukti kejayaan masih dapat dilihat pada bangunan tua di Jakarta seperti Museum Sejarah Jakarta dibangun 1710 dengan fungsi balaikota. Museum Bahari dibangun pada 1718 sebagai gudang rempah-rempah, gedung arsip nasional pada 1760 sebagai Gubernur Jenderal Reinier de Klerk," paparnya.

DaVina News

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.