Warga Jakarta 'Dibombardir' Pencitraan Cagub
Program kerja dan visi misi yang dilontarkan para kandidat Gubernur DKI Jakarta dinilai hanya sebagai pencitraan. Pasalnya, para kandidat belum tentu dapat mewujudkan 'janji manisnya' tersebut.
Program Officer Tifa Foundation, Herryadi mengatakan, sejauh ini, para kandidat gubernur juga belum mampu memaparkan visi dan misinya secara menyeluruh dan baik. Mereka hanya merespon terhadap pertanyaan masyarakat.
"Kita lihat nanti, bagaimana jika para kandidat itu berhadapan dengan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah), seberapa hebat mereka dapat menggunakan APBD dan mengalokasikan dananya kepada program yang telah dibuatnya. Juga terhadap birokrasi yang begitu rumit," ujar Herryadi kepada Beritasatu.com.
Saat ini, lanjutnya, para kandidat diuntungkan dengan persoalan Jakarta yang tak kunjung tuntas. "Masalah banjir, macet, pengangguran, pendidikan itu dijadikan cagub sebagai senjata untuk pencitraan. Dalam arti lainnya, warga, saat ini hanya dibombardir dengan pencitraan saja," ungkapnya,
Ironisnya, tambah Herryadi, KPU DKI Jakarta tidak peka terhadap masalah ini. Seharusnya, KPU DKI Jakarta memberikan pendidikan terhadap para calon pemilih. Sehingga, warga tidak akan mudah termakan janji manis para calon gubernur.
"Pendidikan terhadap pemilih juga dapat digunakan sebagai filter terhadap para kandidat. Dengan pendidikan yang baik dan berkualitas akan muncul gubernur yang berkualitas pula," ucapnya.
Meski begitu, Herryadi mengaku tetap optimis pemilukada dapat berjalan sukses. Meski, saat ini, Pemilukada pun tercoreng dengan kekisruhan pada Daftar Pemilih Tetap (DPT).
"Saya ingat pada pemilukada 2007 lalu. Saat itu, banyak yang meragukan apakah Pemilukada sukses. Tapi, pada kenyataannya pemilukada berlangsung sangat sukses dan semarak," ujarnya.
Kini, sambungnya, pemilukada juga diprediksi akan berlangsung semarak, karena adaya sejumlah calon alternatif. "Ada muka-muka baru, saya kita, warga akan tetap berdatangan ke TPS, karena pemilukada tahun ini akan berlangsung sengit," paparnya.
Soal kisruh DPT, Herryadi menjelaskan bahwa saat ini KPU DKI Jakarta masih memiliki cukup waktu untuk melakukan sejumlah perbaikan. "Mereka harus bekerja keras untuk melakukan perbaikan DPT. Juga harus gencar melakukan sosialisasi pemilukada. Sehingga, pemilukada akan berlangsung semarak," tandasnya.