4 Teknik Mendongeng untuk Anak
Jangan samaratakan sifat dan tabiat setiap anak. Mereka punya cara dan tipe kepribadian berbeda-beda.
Menurut pendongeng dan pendiri Kampoeng Dongeng (KaDo), Awam Prakoso, yang menyebut dirinya Kak Awam, "Mendongeng punya banyak manfaat. Salah satunya, bisa menjadi media untuk membina hubungan orangtua dan anak."
Di dalam mendongeng pun bisa tersirat pesan yang ingin disampaikan tanpa berkesan menguliahi yang kaku. "Sisipkan pesan moral untuk membangun karakter anak. Sekaligus, bisa dijadikan pengalih saat anak rewel," kata Kak Awam lagi saat memberikan materi workshop mendongeng bersama Wall's Dreamy Creamy di restoran Birdcage, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Kak Awam, saat ini kebanyakan orangtua belum rutin mendongeng untuk anaknya karena beragam alasan.
Untuk membantu orangtua belajar dan membiasakan diri melakukan aktivitas yang bermanfaat ini, Kak Awam memberikan 4 poin yang perlu diketahui orangtua tentang kegiatan mendongeng:
1. Persiapan
a. Pilihlah atau buatlah cerita sebelum mulai mendongeng. Bisa dari cerita di buku, internet, film, dan sebagainya. Apa pun itu, orangtua tetap harus tahu isinya dari depan hingga belakang. Fungsinya, untuk menyortir hal-hal yang berbau SARA, pornografi, kekerasan, dan lainnya. Disarankan untuk memilih dongeng yang bisa membangun karakter anak.
b. Alat peraga. Bisa dengan boneka, buku, atau hal-hal lainnya untuk membantu menciptakan imajinasi anak.
c. Hafalkan dan pahami ceritanya. Kak Awam menyarankan agar orangtua memahami dan menjadi murid pertama dari dongeng yang akan diceritakan. Pastikan ada nilai-nilai yang ingin diajarkan.
d. Siapkan tempat. Tak harus di ruang keluarga terus, bisa dilakukan di berbagai tempat. Pastikan untuk mengubah tempat agar anak tidak bosan.
2. Suasana
Cari perhatian anak dengan hal-hal menarik. "Misalnya, dongengi anak di sela-sela menyuapi ia dengan es krim, atau berkreasi dengan es krim dan bahan-bahan lain bersama anak yang sudah lebih besar," kata Kak Awam.
Selain dengan camilan, bisa pula dengan tebak-tebakan, membuat lagu bersama, atau permainan.
3. Teknik
a. Posisi harus nyaman.
b. Vokal dan ekspresi harus diperhatikan untuk memberi penekanan pada hal-hal yang seru. Jangan lupa untuk melatih beragam vokal dari karakter-karakter tertentu, misal suara kucing, suara gajah, suara ayam, dan sebagainya.
c. Siapkan alat peraga jika memang dibutuhkan, tidak pun tak apa, masih bisa menggunakan gerak tubuh.
d. Tenang. Jangan terlihat gugup.
e. Improvisasi. Ada kondisi-kondisi tertentu dongengnya perlu diimprovisasi supaya tidak terdengar terlalu kaku, agar suasana nyaman dan akrab.
f. Pelibatan. Jangan biarkan si anak menjadi penonton pasif yang akan mengantuk dalam sekejap. Biasakan untuk melibatkan anak dalam dongeng, buat pertanyaan-pertanyaan atau keterlibatan anak sesuai kemampuan dan usianya.
g. Bijaksana. Jangan menyamaratakan sifat semua anak. Ada anak-anak yang sifat dasarnya cari perhatian, ada yang pemalu, ada yang tidak fokus, dan sebagainya. Butuh kebijaksanaan orangtua untuk bisa membagi perhatian dan agar semua mendapat bagiannya masing-masing.
4. Penutup
Pastikan untuk memberi kesimpulan dari cerita yang disampaikan agar anak paham dengan maknanya dan bisa mengingat pesan yang ada di dalam dongeng.