Berakhirnya Euro 2012 dan Jam Lembur Istri
Ajang sepak bola Piala Eropa 2012 telah berakhir pada 2 Juli 2012. Dengan demikian berakhir pula agenda ‘lembur’ nonton para penggila sepak bola yang berlangsung sejak 8 Juni 2012 lalu.
Perhelatan olahraga negara-negara Eropa ini membuat para penggila sepak bola dan pelaku bisnis seperti kafe-kafe sibuk memperhatikan jadwal-jadwal pertandingan. Tak ketinggalan kaum bapak dan anak-anak muda di tanah air juga menggelar acara nonton bareng terbatas di lingkungan rumahnya.
Yang menarik, ternyata Euro 2012 ini bukan hanya membuat pecinta sepak bola terjaga larut malam hingga pagi. Kaum istri pun terkena imbasnya. Saya dan teman saya salah satunya. Beberapa waktu lalu, teman saya, seorang akuntan di sebuah kantor swasta dan ibu dari satu orang anak, bertandang ke rumah.
Obrolan demi obrolan akhirnya sampai pada kegandrungan para suami nonton bola meski esoknya harus berangkat kerja pagi-pagi sekali. Teman saya bilang, ia mencemaskan suami yang kurang tidur, menyetir kendaraan dalam keadaan mengantuk, dan bekerja hingga sore hari. Ia juga bilang jam ‘kerja’nya sendiri di rumah pun semakin panjang selama Euro 2012.
Saat menonton siaran Euro 2012, sang suami kerap minta dibuatkan kopi panas dan penganan hangat seperti bakwan, pisang, atau tape singkong goreng. Jika biasanya, teman saya sudah tidur sekira pukul sembilan maka selama Euro 2012 ia tidur pukul sebelas atau dua belas dalam rangka menyiapkan kebutuhan nonton sang suami.
Saya tanya kenapa tidak disiapkan sejak jam delapan, agar tidak mengganggu jam tidur. Teman saya bilang, “jika digoreng jam delapan, kopi dan gorengannya sudah keterlaluan ‘dingin’nya dan suami saya tidak suka itu.” Ah, betul juga!
Sebetulnya, kondisi itu tidak jauh dari apa yang saya alami. Selama piala Eropa ini saya jadi ikutan lembur nonton tivi, terutama pada siaran big match. Beruntungnya, sekarang saya adalah ibu rumah tangga yang hampir 24 jam ‘berkantor’ di rumah. Jadi ketika malam hari saya ikut begadang nonton pertandingan bersama suami, saya masih bisa tidur dan istirahat di siang hari.
Meski tak selalu menyiapkan kopi dan gorengan panas saat menonton, suami saya selalu ingin teh panas terhidang di meja, dan tak jarang saat babak pertama usai, ia minta dibuatkan nasi goreng atau mi goreng. Tapi beruntung, justru pada saat suami mengajak teman-temannya nonton bareng di rumah, saya dibebastugaskan dari lembur pada malam itu karena mereka menyiapkan hidangan sendiri, dari mulai kopi dan teh panas, hingga memasak mi instan.
Euro 2012 telah berakhir, meski senang karena jam tidur kami kembali normal tetapi saya tetap akan merindukan saat-saat nonton bareng dengan suami dan ekspresi kegembiraan saat tim yang diunggulkannya berhasil menjebol gawang lawan.
Sesungguhnya, di luar bertambahnya jam lembur para istri, ini adalah momen yang sangat baik untuk memperkuat hubungan dengan pasangan dan menambahkannya dalam daftar ‘peristiwa indah untuk dikenang’.
Nilla A. Asrudian
Penulis Lepas