Gendam, dari Tepuk Bahu Sampai Sirep Satu Kantor
Gendam. Kasus kejahatan itu kian marak dengan beragam modus operasinya. Tak lagi menepuk bahu, kini para pelakunya dapat menyamar menjadi siapapun, yang tidak bakal disangka oleh korbannya. Itulah yang dialami JM, seorang artis FTV, pada April lalu. JM yang tengah menumpang taksi Ramli, justru menjadi korban pelecehan.
Kala itu, JM yang tengah duduk manis, terjelembab ke dalam pusaran gendam. Dalam kondis tak berdaya, ia diangkut ke rumah kos-kosan di kawasan Ceger, Cipayung, Jakarta Timur, oleh Ramli.
Di lembah jahanam itu, JM nyaris ditelanjangi. Ia tak sadar jika tubuhnya diraba oleh sopir bejat tersebut.
Meski begitu, JM masih beruntung. Lantaran tengah haid, ia tak sampai disetubuhi oleh Ramli.
Kasus yang menimpa JM, belum sepenuhnya berakhir. Pasalnya, kasus pelecehan dalam taksi juga dialami oleh wanita karir berusia 20 tahunan yang satu ini, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sore itu, ia baru pulang dari satu mal, menumpang taksi. Di dalam taksi, sang sopir mencoba mengajak berbincang tentang berbagai hal, seperti HUT Jakarta, busway, dan sebagainya.
Namun, karena terkenal ketus, wanita karir itu hanya menjawab singkat. Tetapi, sopir taksi tak kehabisan akal, ia justru menjadikan sikap ketus wanita karir tersebut sebagai senjatanya.
"Wah auranya mbak gak bagus, gelas. Jadi kurang cantik," kata sopir taksi itu sambil melihat mata wanita karir itu dari kaca spion.
Anehnya, usai kontak mata, wanita karir itu menjadi tak canggung untuk berbicara dengan si sopir. Bahkan, ia tak keberatan menyerahkan tangannya kepada sopir yang berdalih hendak meramal.
Berhasil memegang tangan, sopir taksi tersebut lantas menyuruh wanita malang itu berpindah duduk ke sampingnya. Lantaran sudah tersirep, wanita karir itu pun menuruti kemauan si sopir. Di situlah pelecehan terjadi. Si sopir mulai menggerayangi wanita karir itu.
Beruntung, saat itu, telepon wanita karir itu berdering. Ia langsung tersadar dan angkat kaki dari taksi jahanam tersebut.
Yang lebih gila lagi, pelaku gendam juga mampu memperdaya satu Bank di Jakarta. Tiga orang karyawannya menjadi korbannya, termasuk Claudia.
Siang itu, akhir tahun 2011, Claudia yang bekerja sebagai customer service, dikejutkan dengan telepon oleh seorang yang tak dikenalnya.
"Orang itu menelepon saya dan memberikan kabar kalau saya akan mendapat promosi jabatan," kata Claudia.
Mendengar kabar tersebut, Claudia langsung girang. Apalagi, orang itu juga mengaku mengenal salah satu karyawan di bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dan bos di kantornya.
"Anehnya, si pelaku langsung menyuruh saya pulang. Saya pun langsung menurutinya," ujar Claudia.
Di perjalanan pulang, pelaku juga menyuruh Claudia menumpang taksi. "Saya ikuti perkataan dia. Saya cari taksi. Begitu dapat taksi, pelaku telepon lagi dan menyuruh saya ke Pasar Raya Grande," papar Claudia.
"Sampai di Pasar Raya Grande si pelaku menyuruh saya mengambil uang di ATM. Saya hanya menuruti dan mengambil uang Rp4,5 juta. Setelah mengambil uang itu, pelaku kembali menelepon dan menyuruh saya meletakan uang di tempat sampah."
Tak sampai lima menit meletakan uang di tempat sampah, Claudia tersadar, dan langsung kembali mencari kocek yang dibuangnya. "Pelaku bergerak sangat cepat. Usai saya meletakan uang di tempat sampah, saya langsung tersadar, dan langsung kembali ke tempat sampah itu. Tapi, uang itu sudah raib," jelasnya.
Pelaku, lanjut Claudia, sangat tahu seluk beluk mal tersebut. "Ia tahu posisi ATM di mana, ada tempat sampah dekat situ. Dan ia tahu bagaimana cara mengambil uang dan kabur," terangnya.
Claudia menuturkan bahwa kejadian serupa juga dialami oleh dua teman kantornya pada hari yang sama. "Esok harinya saya mendengar bahwa dua teman kantor saya juga mengalami nasib yang sama. Mereka masing-masing kehilangan Rp6,9 juta dan Rp5,4 juta," katanya.
"Bahkan saya dengar lagi kalau si pelaku juga menghubungi dan mencoba menyirap karyawan di 20 kantor unit," ungkapnya.