Koalisi Tanpa Mahar, Mungkinkah?
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri (depan) dan Cagub DKI Joko Widodo (belakang) menuju tempat pemungutan suara (TPS) 031 Kebagusan, Jakarta Selatan, Rabu (11/7) | Davinanews.com/ Wahyu |
Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan belum memiliki rencana untuk membangun koalisi dengan partai lain terkait pemilihan gubernur DKI Jakarta 2012. Isu koalisi ini muncul setelah calon yang diusung PDI Perjuangan, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, berpeluang besar lolos ke putaran kedua. Pasangan itu berhasil memperoleh suara terbanyak berdasarkan hasil penghitungan cepat.
"Yang penting, sekarang ini membangun koalisi dengan rakyat," kata Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat, Senin 16 Juli 2012. Menurut dia, partai belum menentukan langkah-langkah lobi untuk membangun koalisi. Tawaran koalisi dari partai lain sejauh ini juga belum ada. "Kalau ada yang hendak berkoalisi, ya pastinya kami terima."
Pada 11 Juni lalu, Jokowi –sapaan akrab Joko Widodo—sempat bertemu dengan Hidayat Nur Wahid, calon gubernur yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Masyarakat menilai pertemuan itu sebagai langkah Jokowi untuk berkoalisi dengan PKS menjelang putaran kedua. Apalagi Jokowi sendiri mengatakan, dia telah menjalin komunikasi dengan sejumlah kandidat dan sudah mendapat lampu hijau untuk berkoalisi.
Menurut Djarot, masih terlalu dini untuk membicarakan masalah koalisi saat ini. Pertemuan Jokowi dengan Hidayat dinilai sebagai pertemuan biasa. “Hanya silahturahmi saja,” katanya. Sebab dalam pertemuan itu memang tidak ada komitmen apa pun dari kedua belah pihak.
Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Abdul Hakim menyatakan, sebelum memutuskan berkoalisi, partainya akan menjaring suara para kader. Proses itu mulai digarap pada bulan Ramadhan ini. “Mudah-mudahan usai Ramadhan sudah ada keputusan,” katanya.
Abdul juga mengatakan, dalam waktu dekat akan digelar pertemuan Dewan Pimpinan Tingkat Pusat. Pertemuan ini dihadiri oleh Presiden PKS, Sekretaris Jenderal PKS, Ketua Majelis Syuro, serta pimpinan tingkat daerah lainnya. “Dalam pertemuan ini akan diputuskan, dengan siapa koalisi akan dilakukan,” katanya.
Boy Sadikin, Ketua Tim Sukses Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan, Jokowi memang sudah menjalin kontak dengan kubu sejumlah kandidat. "Yang pasti dan sudah dilihat publik, ya dengan Hidayat Nur Wahid,” katanya. "Mereka bukan baru kenal, tapi sudah ada sejarahnya dari Solo."
Selain kubu PKS, Jokowi disebut-sebut telah bertemu dengan Prijanto, wakil gubernur periode lalu. Boy tidak membantah pertemuan itu. " Dari dulu Pak Jokowi memang sering minta masukan ke Pak Prijanto," katanya.
Boy menegaskan, kewenangan untuk koalisi berada di tangan pengurus partai, baik dari PDI Perjuangan maupun Partai Gerindra. Karena itu dia meminta agar pertemuan Jokowi dengan kubu kandidat lain jangan diartikan sebagai langkah-langkah koalisi. "Biar satu pintu," katanya. Kebijakan itu diambil untuk menghindari munculnya makelar-makelar dalam menggalang koalisi.
Tim sukses, kata Boy, memang bisa memberi masukan kepada elit partai soal koalisi tersebut. Namun sejauh ini pihaknya belum mengambil sikap dan tidak memasang target koalisi. Dia hanya berharap, koalisi yang terbangun nantinya bertujuan untuk kepentingan rakyat. "Kalau udah niat bantu, mari koalisi yang bener, enggak usah pakai mahar-mahar segala," katanya.
Basuki Tjahaja Purnama menyatakan dirinya tidak akan turut campur dalam urusan lobi untuk membangun koalisi. Dia memilih berkonsentrasi menggalang simpati masyarakat untuk menghadapi pertarungan di putaran kedua. “Koalisi ada di tangan partai,” katanya
Redaktur: Yudi Dwi Ardian
Sumber: tempo