Kuota BBM Bersubsidi 2012 Sudah Habis 54 Persen

Minggu, Juli 08, 2012 0 Comments



Sejumlah kendaraan antre mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU di Jalan S. Parman, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (30/5). Pemerintah mengajukan tambahan kuota BBM bersubsidi , kuota BBM Kalimantan pada 2012 turun dari 7,19 menjadi 7 persen dari kuota nasional dan meminta tambahan kuota BBM subsidi untuk kebutuhan 2012 dari 40 juta ton menjadi 47 Juta ton. FOTO ANTARA/Reno Esnir/Koz/hp/12.
Sejumlah kendaraan antre mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU di Jalan S. Parman, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (30/5). Pemerintah mengajukan tambahan kuota BBM bersubsidi , kuota BBM Kalimantan pada 2012 turun dari 7,19 menjadi 7 persen dari kuota nasional dan meminta tambahan kuota BBM subsidi untuk kebutuhan 2012 dari 40 juta ton menjadi 47 Juta ton. FOTO ANTARA/Reno Esnir/Koz/hp/12. (sumber: Antara)
Dengan realisasi itu dipastikan kuota 40 juta KL pada tahun ini akan terlampaui.

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat, realisasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sepanjang semester I-2012 memang sudah mencapai 54% atau sebesar 21,6 juta kiloliter (KL) dari kuota BBM subsidi yang dipatok tahun ini sebanyak 40 juta kiloliter (KL). Dengan realisasi itu dipastikan kuota 40 juta KL pada tahun ini akan terlampaui.
 
”Perkiraan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang menyebutkan anggaran subsidi tahun ini akan jebol sampai Rp 79,4 triliun itu memang bisa jadi benar. Realisasi sampai 30 Juni 2012 saja sudah 54% lebih dari kuota BBM tahun ini yang dipatok 40 juta KL," kata anggota Komite BPH Migas Ibrahim Hasyim, ketika dihubungi di Jakarta, hari ini.
 
Ibrahim merinci, konsumsi BBM subsidi sampai 30 Juni 2012 untuk premium sudah 13,5 juta KL, kerosene (minyak tanah) 0,6 juta KL, dan solar 7,5 juta KL.
 
Namun demikian, kata Ibrahim Hasyim, untuk menghitung besarnya jebolnya anggaran subsidi BBM sampai akhir tahun itu harus melihat harga minyak dan daya tukar nilai rupiah terhadap dolar AS. Jika penyerapan subsidi BBM di semester I-2012 disebutkan sudah mencapai Rp 88,9 triliun, itu pastinya karena harga minyak pada awal tahun cenderung mencapai level tertinggi.
 
”Kan sekarang harga minyak cenderung terus menurun. Kalau sampai akhir tahun harga minyak terus begini, kemungkinan besar anggaran subsidi BBM jebol tapi angkanya bisa jadi lebih kecil ya,” ujar Ibrahim.
 
Dari data yang pernah dilansir BPH Migas, kuota BBM subsidi (public service obligation/PSO) untuk 2012 dengan memasukkan cadangan premium 2,5 juta KL menjadi 40 juta KL dengan 39.842.169 KL disalurkan PT Pertamina, 103.263 KL oleh PT AKR Corporindo Tbk, 20.440 KL oleh PT Petronas Niaga Indonesia, dan 34.128 KL oleh PT Surya Parna Niaga. Khusus didistribusikan Pertamina, rinciannya premium 24.378.402 KL, minyak tanah 1.700.000 KL, dan solar sebanyak 13.763.767 KL.
 
Ibrahim mengungkapkan, kuota 40 juta KL jelas tidak cukup untuk tahun ini. BPH Migas memperkirakan, kuota BBM bersubdidi tahun ini bisa mencapai 47.060.727 KL bila tanpa upaya atau kebijakan pengendalian, kalaupun ada kebijakan pengendalian kuota BBM subsidi tetap melebihi kuota menjadi 44.164.411 KL. Meski begitu, opsi penambahan kuota hingga kini belum dibahas pemerintah, bahkan di tingkat Kementerian ESDM.
 
"Bahkan dengan asumsi realisasi konsumsi Januari-April 2012 yang melebihi 12,27% dari kuota, maka premium akan habis pada 24 November 2012. Kalau minyak tanah sesuai jadwal, sedangkan solar dengan realisasi konsumsi Januari-April 2012 yang melebihi 8,26% dari kuota maka akan habis pada 9 Desember 2012," ungkap dia.
 
Menurut Ibrahim, pemerintah, termasuk BPH Migas, terus berupaya agar konsumsi BBM bersubsidi terus bisa ditekan. Upaya ini memang tidak mudah karena jumlah kendaraan bermotor terus meningkat sementara harga BBM bersubsidi masih cenderung murah. Yang bisa dilakukan pemerintah adalah melakukan gerakan penghematan BBM bersubsidi seperti yang tertuang dalam Permen ESDM No 12 Tahun 2012 tentang Pengendalian Penggunaan BBM.
 
”Permen ESDM itu terus dijalankan bertahap, seperti untuk Jabodetabek seluruh kendaraan dinas sudah tak boleh menggunakan premium per 1 Juni 2012 dan untuk Jawa-Bali per 1 Agustus 2012. Kami, BPH Migas, baru saja ke Kalimantan untuk melihat kesiapan penerapan penghematan BBM subsidi di lingkungan pertambangan dan perkebunan, 1 September itu siap,” jelas dia.
 
Khusus untuk program konversi BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG) kini sudah mulai dirintis dengan pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) yang menyediakan BBG. Menurut Ibrahim, implementasi program ini baru akan efektif pada akhir tahun ini karena dibutuhkan ketersediaan infrastruktur, baik SPBG maupun converter kit untuk mengonversi gas ke kendaraan.
 

DaVina News

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.