Lama Dikenakan, Sandal Jepit Berisiko untuk Kesehatan
Sandal jepit adalah salah satu alas kaki yang populer sejak lama. Karena terbuka dan umumnya tidak membuat kaki lecet, jenis ini disukai untuk dikenakan sehari-hari di negara tropis maupun saat berlibur.
Sayangnya, menurut para dokter ortopedi Mount Sinai School of Medicine, New York City, AS, jenis sandal ini berpotensi menyebabkan masalah kesehatan.
Menurut para dokter ini, bentuk sandal jepit yang terbuka dan beralas datar menyimpan risiko.
Alas pijakan telapak kaki yang rata dinilai tidak memberikan sokongan cukup baik bagi lengkung telapak kaki. Sehingga, ketika sandal jepit dipakai berjalan, cara alami berjalan si pengguna sandal jepit akan berubah.
Saat berjalan, jari-jari kaki si pemakai sandal jepit terpaksa mencengkram sandal dengan sangat kuat supaya sandalnya tidak lepas. Hal ini memicu tekanan di beberapa bagian otot dan ketegangan di jari-jari, pergelangan, kaki, pinggul, dan punggung.
Karena bagian alas yang rata dan lemas, sandal jepit bukan alas kaki terbaik untuk dikenakan dalam waktu lama dalam sehari maupun berulang dalam waktu dekat.
Penggunaan sandal jepit dalam waktu lama dan berulang berisiko mengalami masalah sakit pada lengkung telapak kaki, plantar fasciitis, dan masalah saraf.
Kurangnya penyerapan getaran saat berjalan menggunakan sandal jepit juga bisa menyebabkan rasa sakit pada telapak kaki, tungkai, pinggul, dan punggung. Masalah lain yang sering dikeluhkan pengguna sandal jepit adalah kuku patah, kulit tersobek, dan kuman yang masuk lewat kaki yang tak terlindungi itu.
Kerusakan kulit akibat matahari juga adalah masalah lain akibat penggunaan sandal jepit dalam waktu lama. Para ahli kesehatan kaki ini juga menyarankan agar pengguna sandal jepit untuk selalu mengaplikasikan tabir surya untuk mengurangi risiko terkena kanker kulit akibat sinar matahari.
Meski tidak melarang untuk menggunakan sandal jepit sama sekali, para dokter ini menyimpulkan hal-hal di atas sebagai tindakan pencegahan dan saran untuk diperhatikan.