Merokok Hambat Kemiskinan Berkurang di Jakarta
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta melansir jumlah penduduk di DKI Jakarta yang berada dibawah garis kemiskinan pada Maret 2012 menurun sangat tipis.
Warga Jakarta yang tergolong miskin pada Maret 2012 sebanyak 363.200 orang, menurun 220 orang atau 0,05 persen dari jumlah pada Maret 2011 sebesar 363.420 orang. Artinya, jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta ada sebanyak 3,69 persen dari total jumlah penduduk Jakarta.
Penurunan tersebut disebabkan garis kemiskinan tahun ini sebesar Rp379.052 per kapita per bulan, yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp355.480. Peningkatan garis kemiskinan ini berakibat pada menurunnya ketimpangan pengeluaran penduduk miskin relatif yaitu dari 0,15 menjadi 0,13.
“Kesejahteraan masyarakat Jakarta sudah semakin baik. Memang menurun sangat tipis sekali, karena sangat sulit mengurangi jumlah penduduk miskin secara besar-besaran dalam jangka pendek. Untuk mengurangi warga miskin harus dilakukan bertahap dalam waktu panjang,” kata Kepala BPS DKI Jakarta Nyoto Widodo di Kantor BPS DKI, Jakarta, Senin (2/7).
Asisten Sekretaris Daerah bidang Kesejahteraan Masyarakat DKI Jakarta, Mara Oloan Siregar, membenarkan keberadaan rokok sudah menjadi salah satu pola hidup masyarakat. Menurutnya, keberadaan rokok sangat mempengaruhi produktifitas seseorang.
Dalam sehari, jika seseorang merokok 5 kali dan setiap merokok membutuhkan waktu 10 menit, setidaknya membuang waktu satu jam.
“Kebiasaan ini, harus dihilangkan. Sekarang seolah-olah tidak merokok itu ngga hidup. Selain masalah kesehatan, merokok membuat seseorang tidak produktif,” tukasnya.