Perbedaan Awal Ramadhan Jangan Dibesar-Besarkan
Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsudin | ANTARA/WAHYU PUTRO A |
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof DR KH Din Syamsuddin, mengatakan kemungkinan adanya perbedaan awal Ramadhan tidak perlu dibesar-besarkan, dan berharap umat Islam beribadah dengan keyakinannya masing-masing.
"Perbedaan mengawali Ramadhan tidak perlu dibesar-besarkan, karena itu wilayah keyakinan, maka gunakanlah ibadat sesuai dengan keyakinan," katanya usai sidang di Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta, Rabu.
Dia juga mengimbau kepada seluruh umat Islam untuk memaknai bulan Ramadhan sebagai bulan latihan, baik untuk penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) maupun pengembangan kualitas kejiwaan.
"Inilah yang paling penting, jadi betul-betul bukan sebagai kerutinan. Bukan sebagai kerutinan setiap tahun, tapi betul-betul dijadikan sebagai bulan pelatihan," ujarnya.
Terkait ajakan pemerintah kepada Muhammadiyah untuk mengikuti sidang isbat penentuan bulan Ramadhan, Din Syamsudin justru menyatakan pemerintah tidak perlu isbat.
"Untuk kali ini seharusnya pemerintah tidak perlu melakukan isbat, karena bulan belum dua derajat. Padahal, kan pemerintah patok minimal dua derajat," ucapnya.
Dia juga mengatakan, Muhammadiyah bukan hanya sekarang menentukan hal yang berbeda, karena wilayah keyakinan bukan wewenang pemerintah dan tidak boleh memasuki wilayah keyakinan. Pemerintah hanya mengayomi umat saja.
Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat penetapan awal ramadhan 1433H pada Kamis (19/7) di auditorium Kemenag yang akan dihadiri oleh semua ahli hisab dan rukyat, serta perwakilan organisasi massa (ormas) Islam turut diundang.
Menteri Agama, Suryadharma Ali, pada Selasa (17/7) berharap pihak Muhammadiyah datang ke sidang isbat untuk menunjukkan persatuan dan kebersamaan.
Hal ini diungkapkan Suryadharma terkait pernyataan Din Syamsuddin yang memutuskan tidak hadir dalam isbat.
Menteri Agama, Suryadharma Ali, pada Selasa (17/7) berharap pihak Muhammadiyah datang ke sidang isbat untuk menunjukkan persatuan dan kebersamaan.
Hal ini diungkapkan Suryadharma terkait pernyataan Din Syamsuddin yang memutuskan tidak hadir dalam isbat.
Din Syamsuddin menegaskan, organisasi yang dipimpinnya tidak akan mengikuti sidang isbat yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam menentukan awal bulan puasa dan Lebaran 2012.
Muhammadiyah, menurut dia, sudah menetapkan awal puasa jatuh pada 20 Juli 2012 dan shalat tarawih mulai 19 Juli 2012.
Editor: Eveline Patricia | Sumber: Antara