Sutiyoso Merasa Seperti Jokowi
Sutiyoso |
"Jokowi itu sederhana sama seperti saya," kata Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2007 itu di Jakarta, Sabtu.
Mantan Ketua Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) itu mengatakan, tidak mempromosikan partainya melalui berbagai media merupakan bentuk kesederhanaannya.
"Masyarakat mungkin banyak yang tidak mengenal PKPI, tapi siapa yang tidak kenal saya," katanya.
Ia pun mengatakan, lebih dari 50 persen rakyat Indonesia mengenalnya.
Dia menjelaskan, akan memanfaatkan hari- hari besar, seperti hari raya keagamaan untuk mengenalkan partainya kepada masyarakat.
"Kami akan memasang spanduk- spanduk di jalan- jalan agar masyarakat lebih mengenal partai- partai yang dianggap kecil seperti ini," katanya.
Purnawirawan jenderal Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) berbintang tiga itu mengemukakan, bentuk promosi tersebut merupakan pengorbanan yang dilakukannya bersama kader PKPI menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2014.
Selain itu, mantan Panglima Komando Daerah Militer Jakarta Raya (Pangdam Jaya) tersebut juga mengatakan, akan menghimpun partai- partai di luar parlemen agar mendapatkan posisi di DPR.
Dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PKPI, Sutiyoso mengajak para pendukungnya untuk tidak terpengaruh ajakan partai- partai besar.
"Lebih baik kita bertempur sendiri karena kita mencari orang- orang yang menjunjung tinggi idealisme dan tidak oportunis," katanya.
Dia juga yakin partainya bisa setara dengan partai- partai besar, seperti Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrat dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.
"PKPI itu nomor duanya PDIP," kata Sutiyoso.
Ia pun menilai, ada sekitar 9 juta lebih suara yang tidak terwakilkan di parlemen
Menurut, dia suara-suara yang tidak terwakilkan tersebut jika bersatu akan mengalahkan yang partai- partai di parlemen.
Pernyataannya tersebut menyusul permohonan uji materi Undang- Undang Nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilu DPR, DPD dan DPRD.
Dia menilai, UU tersebut tidak mencerminkan keadilan karena partai- partai kecil diperlakukan setara dengan partai- partai besar yang bisa menampung 100 persen suara di provinsi, 75 persen di kabupaten/ kota, dan 50 persen di kecamatan.
Terkait Pilkada DKI Jakarta 11 Juli 2012, Sutiyoso mengatakan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) harus bekerja keras untuk menandingi prakiraan dominasi suara pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja (Jokowi-Ahok).
"Namun, semua itu adalah permainan politik. Siapa saja bisa unggul," katanya.
Menurut dia, pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli harus memperoleh tambahan 17 persen suara, sementara pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja hanya perlu mengumpulkan tambahan 7 persen suara untuk meraih jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur 2012-2017.
Dia juga berharap, Gubernur DKI Jakarta periode mendatang dapat memberi solusi terhadap berbagai permasalahan kota Jakarta yang tidak pernah terselesaikan dari tahun ke tahun, seperti transportasi dan banjir.
"Kita akan lihat bagaimana gubernur mendatang mengatasi berbagai kesulitan tersebut," demikian Sutiyoso.
sumber