Terlalu Banyak Jenderal di Polri
Gaji Rendah
Organisasi di Kepolisian Republik Indonesia dinilai sudah terlalu tambun dan tidak lincah, dengan jumlah jenderal yang terlalu banyak.
Karena itu lembaga yang hari ini merayakan ulang tahun ke-66, diminta mempertimbangkan serius wacana merger polda atau polres.
“Jumlah jenderalnya mencapai 261 orang. Untuk itu Polri jangan terjebak dengan eforia pemekaran daerah, dengan ikut-ikut membuka polda baru, polres baru dan polsek baru,” kata koordinator Indonesia Police Watch, Neta Pane, di Jakarta, Minggu (1/7).
“Wacana penggabungan beberapa polda dan pembentukan kembali polwil harus menjadi perhatian serius,” tambahnya.
Menurut Neta, kesejahteraan polisi Indonesia belum mendapat perhatian serius dari pemerintah karena gaji dan fasilitas yang mereka terima, tidak sebanding dengan tingginya resiko pekerjaan.
“Sangat tidak adil menyamakan gaji polisi dgn pegawai negeri sipil (PNS) dan tentara nasional Indonesia (TNI). Sebab kerja polisi hampir 24 jam penuh dan di lapangan. Seringkali mereka berhadapan dengan maut saat memburu pelaku kriminal. Sementara PNS hanya 8 jam kerja dan di belakang meja. Apakah adil jika gajinya disamakan?” katanya.
“Di Kuba, gaji polisi berada di urutan kedua tertinggi setelah dokter. Standar PBB, gaji polisi harus sama dengan gaji di sektor perbankan di negeri terkait,” imbuhnya.