Berbondong-bondong Warga Demokrat Dukung Jokowi-Ahok
(Davinanews.com) |
Calon Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo (Foke) akan bertarung dengan calon lainnya, Joko Widodo (Jokowi) di putaran kedua Pilgub DKI Jakarta pada 20 September 2012. Di putaran pertama, Jokowi berhasil mengungguli Foke dengan perolehan suara 42,6 persen. Sedangkan Foke hanya memperoleh 34,05 persen suara.
Di putaran kedua, diprediksi suara Foke akan menyusut. Sementara Jokowi semakin meningkat.
Berdasarkan hasil polling MNC Media Research, Jokowi unggul telak dari Foke. Wali Kota Surakarta itu diprediksi akan menang mutlak sebab elektabilitasnya semakin meningkat. Bagaimana peluang Jokowi dan Foke di putaran kedua tersebut?
Menurut hasil polling MNC Media Research yang dilakukan melalui telepon pada Sabtu, 21 Juli 2012, elektabilitas Jokowi akan meningkat menjadi 49,07 persen. Polling itu dilakukan dengan menjangkau 400 responden berusia 17 tahun ke atas. Responden dipilih secara acak sistematis melalui buku telepon residensial terbaru, terbitan April 2012.
Responden berdomisili di lima wilayah Jakarta. Jumlah responden di setiap wilayah ditentukan secara proporsional. Tingkat kepercayaan 95 persen, dengan ambang kesalahan plus-minus 4,9 persen.
MNC Media research mencatat, meningkatnya elektabilitas Jokowi ketimbang Fauzi Bowo tak lepas dari limpahan suara pendukung empat cagub lain yang kalah bersaing untuk masuk putaran kedua.
“Responden yang mendukung Hendardji Supandi kesemuanya memberikan dukungan suaranya kepada Joko Widodo, ditambah 43 persen pendukung Faisal Basri. Pendukung Hidayat Nurwahid yang solid secara kultural dan relatif teroganisir dengan baik, 72 persen dari mereka tampaknya mempercayakan suaranya kepada Jokowi. Sementara itu, 67 persen pendukung Alex Noerdin juga tertarik mengalihkan suaranya pada Jokowi-Ahok,” Demikian hasil polling MNC Media Research yang diterima Okezone, Kamis (26/7/2012).
Responden menilai, Jokowi dianggap lebih mampu dan lebih dapat dipercaya, padahal Jokowi sempat diragukan kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah yang melilit Jakarta, saat ini telah memperoleh kepercayaan masyarakat Jakarta.
“Sekira 47 persen responden menyatakan bahwa Jokowi-Ahok lebih mampu memecahkan masalah dan tantangan yang dihadapi serta lebih dapat dipercaya mewujudkan program-programnya. Sementara pasangan Foke-Nara hanya mendapat kepercayaan dari sekira 20 persen responden,” tulis MNC Media Research.
Faktor yang membuat Jokowi akan berjaya di putaran kedua ialah limpahan suara dari konstituen Partai Demokrat dan Golkar terpecah, sebagai akibat menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik.
Anjloknya kepercayaan masyarakat terhadap kedua partai besar itu terkait kasus-kasus hukum yang menderanya, sangat berpengaruh pada perolehan suara Fauzi Bowo dan Alex Noerdin. “Dibandingkan partai-partai lain, Demokrat adalah partai yang tingkat elektabilitasnya menurun paling tajam, terdegradasi hingga nyaris 22 persen dibanding 2009. Sehingga wajar saja jika Fauzi Bowo gagal unggul di putaran pertama,” demikian analisa MNC Media Research.
Pada polling yang dilakukan untuk meneropong hasil Pilgub DKI Jakarta putaran kedua itu, juga terlihat Jokowi-Ahok mendapat banyak suara dari pendukung Demokrat (49,09 persen), bahkan jumlahnya mengalahkan dukungan terhadap Foke-Nara, calon yang diusung oleh partainya (41,82 persen). Sebaliknya, pengarahan suara yang dikeluarkan oleh pimpinan PDIP dan Gerindra terlihat solid dalam mendukung Jokowi-Ahok sebagai kandidat DKI 1.
Lalu, kemanakah konstituen parpol lain melabuhkan suara mereka? Meski secara resmi PKS memilih untuk melakukan survei internal terlebih dahulu untuk menentukan kemana suara akan diarahkan, namun 84,21 persen responden yang mengaku sebagai konstituen PKS telah memberikan dukungannya kepada Jokowi-Ahok. Hal ini juga terjadi pada konstituen Golkar. Meskipun secara historis Fauzi Bowo cukup dekat dengan Golkar, 69,23 persen responden menjatuhkan pilihan pada Joko Widodo.
Redaktur: Yudi Dwi Ardian
Sumber: Sukabaca.com