Gubernur DKI Terpilih Harus Mampu Berantas Korupsi
Ilustrasi |
Pasangan gubernur yang terpilih pada Pemilukada DKI Jakarta putaran kedua mendatang harus lebih menekankan pemberantasan korupsi di Jakarta.
Hal itu disampaikan pengamat politik Universitas Indonesia Ari Junaedi. "Jika ada transparansi dalam penggunaan berbagai anggaran maka Jakarta akan jauh lebih maju," kata Pengamat Politik UI Ari Junaedi di Jakarta, hari ini.
Dia menyatakan rasa optimistis Jakarta akan lebih maju dari Kuala Lumpur atau minimal dengan Bangkok jika ada transparansi dalam penggunaan anggaran.
Dia menilai, pemberantasan korupsi di Jakarta masih belum maksimal sehingga diperlukan sosok pemimpin tegas untuk memberantas korupsi yang bekerjasama dengan berbagai pihak terkait.
Pemilukada putaran dua pada 20 September 2012 akan diikuti dua pasangan calon gubernur yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua pada Pilkada DKI Putaran pertama, yakni Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dengan perolehan suara 1.476.648 (34,05 persen) dan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama yang memperoleh suara 1.847.157 (42,60 persen).
"Masyarakat Jakarta yang cerdas akan memilih pasangan calon gubernur yang dapat memajukan Jakarta," kata dia.
Hasil yang diperoleh pada Pemilukada DKI putaran pertama beberapa waktu lalu membuktikan bahwa pilihan diambil bukan berdasarkan suara partai politik. Sebab, menurut dia, partai besar tidak berdaya dalam mendulang suara bagi pasangan yang diusung.
Namun, di sisi lain terdapat pemilih yang loyal terhadap partai tertentu tetap akan mendukung calon pasangan gubernur yang diusung partai dengan tambahan suara dari pasangan calon yang tidak lolos Pemilukada DKI pada putaran kedua.
Menurut dia, hasil yang akan diperoleh oleh kedua pasangan calon gubernur tersebut tidak akan jauh beda dengan hasil yang diperoleh pada Pemilukada DKI putaran pertama.
Editor: Yudi Dwi Ardian
Sumber: Beritasatu