Isu Korupsi Jokowi: “Jurus Pamungkas” Menghabisi Jokowi
Jokowi |
Juru bicara KPK, Johan Budi, dalam perbincangannya kepada Rakyat Merdeka online berjanji akan menelusuri informasi itu ke bagian Pengaduan Masyarakat (Dumas) KPK hari Senin mendatang (27/08). “Sejauh yang saya tahu, tidak ada. Coba Senin depan aku cek lagi,” ujar Johan.
Sekedar informasi, pada tahun 2011, LBH masyarakat Mega Bintang pimpinan Mudrick Sangidu pernah melaporkan 11 kasus dugaan korupsi Jokowi kepada KPK. Adapun salah satu yang dilaporkan ialah kasus pengalihan aset Pemkot Solo Hotel Maliyawan yang dijual Jokowi secara melanggar hukum.
Murdick Sangidu sendiri, ketika diminta konfirmasinya oleh Rakyat Merdeka online, membenarkan bahwa Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mega Bintang yang didirikannya pernah melaporkan sejumlah kasus korupsi di lingkungan Pemerintahan Kota (Pemkot) Solo pada kurun waktu 2008-2009 ke KPK.
Selain ke KPK, kasus-kasus tersebut, menurut Mudrick, juga dilaporkan ke kepolisian dan kejaksaan. “Tetapi sampai sekarang tidak ada kelanjuttannya. Semuanya mentok,” ujar Mudrick kepada Rakyat Merdeka online, Selasa malam (21/08/2012).
Anehnya, Mudrick juga menyatakan bahwa yang dilaporkan oleh LBH Mega Bintang pada waktu itu bukan Jokowi melainkan dugaan korupsi oknum pejabat di Pemkot Solo. Tetapi, jika kita melihat judul headline berita Rakyat Merdeka online di atas, “Resmi: KPK akan telusuri informasi “korupsi Jokowi”, maka akan menimbulkan persepsi bahwa Jokowi-lah yang dilaporkan. Hal yang dibantah oleh Murdock kemudian, setelah diminta konfirmasinya oleh media online tersebut.
Entah gejala apa yang sedang menjangkiti media online Rakyat Merdeka, di mana hampir seluruh berita yang diturunkannya menyudutkan Jokowi. Contoh yang jelas adalah seperti berita di atas. Di mana headline berita seakan Jokowi yang dilaporkan dugaan korupsi, namun yang melaporkannya sendiri mengatakan bahwa yang dilaporkan adalah oknum pejabat Pemkot Solo, dan tanpa menyebut nama seorang Jokowi.
Pemberitaan perihal dugaan korupsi Jokowi berbanding terbalik dengan pemberitaan perihal dugaan korupsi yang dilakukan oleh Foke. Kompas.com pada tanggal 24 Februari 2012, misalnya, menurunkan berita mengenai laporan Prijanto, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, mengenai dugaan penyimpangan anggaran yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, kepada KPK.
Menyikapi isu korupsi Jokowi, pengamat politik, AS Hikam, dalam blog-nya, “The Hikam Forum” menulis, setelah isu SARA dirasa tak mempan, kubu Jokowi diserang oleh isu korupsi. AS menganggap bahwa isu dugaan korupsi ini adalah “jurus pamungkas” untuk menghabisi Jokowi.
Karenanya, untuk menyikapinya, AS Hikam menyarankan agar kubu Jokowi mesti siap bekerjasama dengan KPK, agar masalahnya terang benderang. Jika tidak, maka akan sangat berdampak bagi pencalonan mereka. Tetapi, menurut AS Hikam, jika Jokowi kooperatif membantu KPK dan tuduhan tersebut ternyata fitnah belaka, maka Jokowi bisa menggunakannya sebagai bukti bahwa ia bersih dan otomatis akan lebih meyakinkan warga DKI Jakarta untuk memilih mereka.
Jadi, bagaimana pak Jokowi?. Setelah Anda tak berhasil “dihabisi” oleh isu SARA, haruskah isu korupsi yang “menghabisi” Anda?. Siapa takut?.
Salam berang-berang.
Selamat menikmati hidangan.
Penulis: Dewa Gilang
Sumber: Kompasiana